Di permalukan

6.3K 581 35
                                    

Happy reading__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading
__

Saat bel istirahat telah berbunyi dengan secepat kilat Santi menarik Ica ke kantin, mereka memesan makanan lalu duduk di bangku pojok. Ramainya para mahkluk penghuni kantin membuat pesanan mereka sedikit lama padahal Santi sudah memesan lebih awal.

"Mbak, buruan doong! Ica udah laper tuh," seru Santi.

"Pake bawa-bawa nama gue lo," sungut Ica.

Santi terkekeh, ia tersenyum saat pesanannya telah diletakkan diatas meja.
"Makasih ya mbak," ucap Ica.

Santi menambahkan saos dan kecap pada mangkuk baksonya, ia juga meminta pada Ica untuk mengambilkan sambal dimeja belakang. Santi menambahkan beberapa sendok sambal di mangkuknya.

Ica yang melihat mangkuk Santi penuh dengan sambal bergidik ngeri, bagaimana cara Santi menghabiskan itu semua. Pasti sangat pedas!

"Mau lo?" tawar Santi menunjukkan sambal.

"Nggak, makasih! gue masih pingin sehat," balas Ica.

Ica mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kantin, ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Gilang. Ia menunduk mengaduk-aduk baksonya. Teriakan gadis-gadis disekitarnya membuat senyum Ica terukir. Ia tau jika sudah ramai seperti ini pasti ada Gilang, Ica tersenyum menoleh mencari keberadaan laki-laki itu, senyumnya luntur saat melihat seorang perempuan tengah berusaha menggandeng lengan Gilang. Ica tersenyum kecut, ia memilih melanjutkan makannya tanpa melihat pada Gilang lagi.

"Lepas!" sentak Gilang pada Serli.

Serli tidak mendengarkan ucapan Gilang, gadis itu terus-terusan bergelenyut dilengannya, membuatnya risih.
"Lo punya telinga kan!" ucap Gilang menatap Serli tajam.

Gilang menyentak tangan Serli, ia mengusap rambutnya kebelakang. Serli memang tidak ada kapoknya, padahal sudah Gilang peringatkan berkali-kali. Gilang melangkah menghampiri bangku Ica, sedangkan teman-temannya dibangku terpisah.

"Hai," sapa Gilang pada gadis yang sedang khusyuk memakan bakso.

"Eh, ada kak Gilang," ucap Santi menendang kaki Ica dari bawah meja.

Ica meringis pelan, ia menatap santi tajam. Kenapa coba menendang kakinya?

"Kenapa?" tanya Gilang mengangkat dagu Ica.

Ica tersenyum kikuk, "Ah, enggak kok kak."

Gilang mengangguk, ia memesan makanan yang sama seperti Ica, Semangkuk bakso dan es teh.

"Permisi ... maaf Kak Gilang dipanggil pak Sholeh," ujar Siswa laki-laki yang memakai kaca mata sedang berdiri tak jauh dari meja.

Gilang berdehem sebagai jawaban, laki-laki berkaca mata itu kemudian pergi. Gilang mendekati Ica lalu berbisik ditelinga gadis itu.

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang