Happy reading
__"Pak Eko," jawab Ica.
Gilang melanjutkan langkahnya menuju kelas Ica, ia harus menjelaskan pada pak Eko kalau Ica terlambat karenanya, jadi biarkan ia saja yang dihukum menggantikan Ica.
"Eh, eh! Mau kemana?" tanya Ica panik.
"Nganterin kamu ke kelas, biar aku yang ngomong sama pak Eko!"
Ica menggeleng keras, "Jangan! Kak Gilang, gak usah."
Gilang berhenti dan memutar tubuhnya menghadap Ica, "Kenapa?"
"Gak usah, Ica gak apa-apa dihukum," balas Ica mengangguk tersenyum.
"Tapi panas Ca," seru Gilang tak habis pikir.
"Cari cara dong biar Ica gak kepanasan," sahut Ica memberengut, ia berbalik melangkah menuju lapangan.
Gilang tersenyum kecil, ia sedikit berlari menuju ruang osis untuk mengambil topi yang tersimpan dalam laci. Ia menuju lapangan menenteng topi osis, Gilang berhenti tepat didepan Ica berdiri. Ia memasangkan topi itu dikepala Ica agar menghalangi terik matahari yang mengenai wajah gadis itu.
"Tapi bener gak apa-apa?" tanya Gilang sekali lagi.
Ica mengangguk mantap, ia menyuruh Gilang pergi meninggalkannya dilapangan. Tidak enak menjadi bahan tontonan siswa-siswi yang berlalu lalang.
Gilang kembali ke dalam kelas, ia duduk dikursi lalu mengikuti pelajaran yang telah berlangsung sejak 30 menit yang lalu.
"Siapa yang bisa melanjutkan pekerjaan ibu di papan tulis, soalnya ibu akan sebutkan. Kalian tinggal mengisi bagian keterangan dan termasuk dimana nominalnya diletakkan, debit atau kredit." ucap Ibu Laras, guru Ekonomi dikelas dua belas.
"Bu...." Doni mengangkat tangannya ke atas.
"Iya Doni, silahkan maju!"
"Bukan bu, saya cuma mau bilang sebutin dulu soalnya," ujar Doni terkekeh.
"HUUUUUUUUUU!" Sorakan ramai terdengar dari masing-masing teman sekelas Doni.
"Oke, oke tenang! Ibu akan sebutkan soalnya, yang bisa silahkan angkat tangan!"
Gilang sesekali melirik ke arah pintu, apa kabar dengan Ica? Fisik gadis itu kuat atau tidak! Gilang menggeleng, Ica pernah pingsan hanya karena tertabrak Surya yang sedang berlari, jadi bagaimna kondisinya sekarang.
"Soal pertama, pak Doni membeli peralatan kantor sebesar Rp. 2.000.000 secara Tunai. Siapa yang bisa?" Ibu Laras menatap seluruh siswa dikelas.
Dengan santai Gilang mengangkat tangannya ke atas.
"Ya, Gilang. Silahkan kedepan!"
"SI GILANG MAH JANGAN DILAWAN BU, PINTERNYA KELEWATAN!" cetus Doni.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG FALLS [COMPLETED]✔️
Genç Kurgu"Kangeeen." Gilang mencium wangi shampo disetiap helai rambut Ica. "Sama ... Ica juga kangeen." __ Gadis itu hadir ditengah hidup Gilang yang monoton. Datang membawa sejuta warna menghiasi harinya dengan bermacam tingkah laku yang unik. Gilang hanyu...