Kemah

5.2K 481 9
                                    

Happy reading__

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading
__

"Buat apa Don?" tanya Jamal.

"Buat bakar kantin," ketus Doni. "Ya, buat bakar obat nyamuk lah!"

"Heh, ini sekolah bukan utan. Gak perlu kali bakar obat nyamuk," sahut Santi.

"Dah lah... Lo semua kaga sejalur sama gue," ucap Doni malas dan mulai memakan siomaynya.

Pesanan Ica san Santi sudah tersaji di atas meja, "Makasih mbak."

Ica mulai memotong martabak telornya lalu separuh ia letakkan dipiring Gilang.
"Eh, gak usah!" cetus Gilang spontan.

"Gak apa-apa kak, biar cepet besar makannya harus banyak."

Gilang terkekeh, "Heh... Yang ada kebalik. Harusnya lo yang makan banyak! Biar makin gede."

"Gede apanya lang?" sembur Surya terbahak.

"Otak lo!" seru Gilang mendelik.

Ica melirik Surya dan Gilang bergantian. Agaknya yang mereka bicarakan menjurus ke hal-hal negatif. Ica bergidik ngeri lalu menyuapkan sepotong martabak telor ke dalam mulutnya.

__

Semua perlengkapan sudah selesai Gilang siapkan, tinggal menunggu Ica membalas pesannya baru ia berangkat. Pagi ini cuaca begitu cerah, warna biru menghisi langit diselingi awan-awan putih. Gilang memakai jaketnya di depan cermin dan merapikan rambutnya.
Pintu kamar diketuk dari luar.
"Masuk, Bu."

Mia masuk tanpa menutup kembali pintu, ia berjalan menghampiri anak laki-lakinya yang semakin hari semakin tumbuh dewasa.
"Gak nyangka, udah sebesar ini," ucap Mia memegang lengan anaknya.

"Kan setiap hari dikasih makanan yang enak sama Ibu Chef, makanya cepet besar," balas Gilang tersenyum.

"Bisa aja, nak," ujar Mia tersenyum kecil. "Ayo sarapan dulu!"

Gilang mengangguk, ia mengambil ransel diatas ranjang lalu keluar dari kamar mengikuti langkah ibunya.
Setelah sampai dimeja makan, Gilang mendudukn bokongnya dikursi.

"Ini apa, Bu?" tanya Gilang mengangkat 2 kotak makan yang telah siap dimeja.

"Omlate buat bekal! Satunya kasih ke calon mantu mama."

"Siap, kanjeng mami!"

Gilang mengisi piringnya dengan nasi uduk, telor ceplok, ayam goreng bumbu dan sedikit sambal. Semua yang tersaji diatas meja ini adalah masakan Ibunya, yang menurut Gilang masakan paling juara didunia. Sarapan dengan nasi sudah menjadi kewajiban dinegara +62 . Katanya, walaupun sudah memakan bakso, mie ayam atau makanan lainnya kalau belum memakan nasi tetap saja bilangnya belum makan. Unik sekali bukan?

Bus disekolah akan berangkat sekitar pukul 8 pagi, dan saat ini masih pukul setengah 7. Gilang dengan cepat menghabiskan sarapannya, ia harus menyusul Ica sebelum berangkat ke sekolah.

GILANG FALLS [COMPLETED]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang