Happy for you night, pasti lagi pada rebahan di kamar, mau jalan sama doi, engga punya. Mau jalan sama temen takutnya bikin macet Jalan, Kasihan kan orang-orang yang mau malmingan wkwkwk.
Haappy reading😁😁__
Hari kian berganti bulan, Gilang memarkirkan motornya diparkiran sekolah. Hari ini seluruh siswa-siswi SMA Pelita melaksanakan ujian semester, tidak terasa sebentar lagi ia akan lulus dan mulai menjadi kaum pengangguran. Hadeuh!
“Lang?” panggil Doni menghampirinya.
Gilang menoleh dan menaikkan sebelah alisnya, “Apaan?”
“Nyontek ya,” ucap Doni tertawa.
“Enak banget idup lo, males!” balas Gilang mencibir. “makanya belajar!”
“Kaya gak tau aja lo sama gue,” sahut Doni bersandar pada pohon yang berada diparkiran.
Gilang mendengkus, modelan seperti Doni ia sudah sangat hafal. Mau belajar sampe subuhpun tidak akan masuk. Semuanya sudah diluar kepala, benar-benar diluar kepala, artinya tidak ada yang menyangkut di otak.
Gilang melangkah meninggalkan Doni, seperti biasa saat ujian semester setiap kelas akan dipisah dan dicampur dengan kelas yang lainnya. Gilang menghembuskan nafas panjang, ia tidak satu kelas dengan Ica dan itu sangat menyedihkan. Ia meletakkan tas di atas meja dengan kasar, mengapa tahun ini anak IPS digabung dengan anak IPA, sangat melenceng dari tahun-tahun sebelumnya.
Seluruh Siswa-siswi berbondong-bondomg masuk karena guru sudah datang dan ujian pun di mulai. Tidak membutuhkan waktu yang lama Gilang sudah mengisi penuh kertas ujian tanpa basa-basi dengan yang lain ia segera keluar dari kelas. Menoleh sebentar ke arah Doni yang saat ini mengepalkan tangan di udara, Gilang tertawa renyah.
Langkah kakinya membawa Gilang menuju kelas Ica, di sepanjang koridor Gilang menerka-nerka siapa yang menjadi teman sebangku Ica, laki-laki atau perempuan? Seingatnya kemarin saat menempelkan kartu nama di meja, Kelas 10 akan di pasangkan dengan anak kelas 12 sedangkan Gilang sekelas dengan anak IPA kelas 10 dan pastilah Ica dipasangkan dengan anak IPA kelas 12.
Gilang mengintip di ujung jendela, Ia mengepalkan tangannya ketika kekhawatirannya benar terjadi. Ica duduk sebangku dengan seorang laki-laki dan laki-laki itu sepertinya Gilang mengenalnya.
__Masya allah, haruskah Ica mengerjakan semua ini, deretan angka yang sama sekali tak ia mengerti, pasti saat pelajaran ini Ica tidak masuk. Ica mendesah pasrah, melihatnya saja sudah membuat kepalanya pening, Ica hanya mengerjakan yang mana menurut otaknya mampu. Selebihnya Ica biarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG FALLS [COMPLETED]✔️
Teen Fiction"Kangeeen." Gilang mencium wangi shampo disetiap helai rambut Ica. "Sama ... Ica juga kangeen." __ Gadis itu hadir ditengah hidup Gilang yang monoton. Datang membawa sejuta warna menghiasi harinya dengan bermacam tingkah laku yang unik. Gilang hanyu...