Happy Reading😍
__"Ye, kak Gilang tadi juga tidur-tiduran di rumput," balas Ica tak mau kalah.
"Tapi kan cuma sebentar, gak kaya lo!" sahut Gilang.
Ica mendengkus, "Ica juga cuma sebentar."
Sebentar dari mana? Coba saja jika Gilang tidak menempelkan air dingin di pipi Ica, tidak akan bangun gadis itu.
"Ikut gue!" Gilang menarik lengan Ica agar mengikuti langkahnya.
"Ih, kebiasaan. Narik-narik mulu," gerutu Ica memanyunkan bibirnya.
Gilang menghentikan langkahnya diwarung bubur, hari sudah semakin siang dan mereka belum sarapan. Hampir kebanyakan orang berperilaku sama seperti Gilang dan Ica, setelah olahraga selesai mereka akan makan, menimbun lemak kembali.
"Pak, 2 mangkok ya!" ujar Gilang pada penjual bubur.
"Siap kang, minumnya naon?" tanya penjual bubur itu.
Gilang menatap Ica yang fokus melihat layar ponsel, "Lo mau minum apa?"
Ica hanya melirik Gilang sebentar lalu kembali melihat ponsel. Gilang merampas ponsel Ica secepat kilat, ia kesal karena di abaikan oleh gadis itu.
"Kak gilang! Balikin!" geram Ica.
"Nanti gue balikin, sekarang Lo ngomong sama bapak itu mau minum apa!" seru Gilang menyimpan ponsel Ica di dalam saku celana.
Ica menatap Gilang penuh permusuhan lalu menoleh ke penjual bubur, "Ica, teh dingin aja pak, panas soalnya."
"Saya, samain aja pak." Gilang melirik Ica dan tersenyum pada bapak penjual bubur.
"Sebentar, bapak bikinin dulu."
Gilang mengangguk lalu tertawa pelan melihat wajah Ica ditekuk. jari telunjuknya menoel pipi Ica berkali-kali. "Apa sih?" sergah Ica melotot.
"Lo tau gak, lo itu mirip artis," ucap Gilang dengan wajah serius.
Ica mengernyit heran, ia tidak pernah menemukan ada artis yang mirip dengannya.
"Emang ada ya?""Ada!" jawab Gilang bersemangat.
"Siapa?" tanya Ica penasaran.
"Mak lampir!" jawab Gilang lempeng lalu tertawa keras.
Ica menipiskan bibirnya menatap Gilang datar, ia disamakan dengan salah satu pemain legenda tahun sembilan puluhan, film Misteri Gunung Merapi. Hello! Bahkan pada saat film itu rilis, ica sendiri belum lahir.
"Kalau Ica Mak lampir, berarti kak Gilang Kalagondangnya dong," sahut Ica , "Udah item, giginya ompong juga." Ica tertawa ngakak mendengar ucapannya sendiri, ia melihat wajah Gilang yang berubah masam. Rasain, emang enak! Ica juga bisa, batin Ica.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG FALLS [COMPLETED]✔️
Teen Fiction"Kangeeen." Gilang mencium wangi shampo disetiap helai rambut Ica. "Sama ... Ica juga kangeen." __ Gadis itu hadir ditengah hidup Gilang yang monoton. Datang membawa sejuta warna menghiasi harinya dengan bermacam tingkah laku yang unik. Gilang hanyu...