13. Insecure

739 86 6
                                    

Teruntuk kamu yang sering merasa insecure. Part ini khusus aku buat untuk kamu^^

 Part ini khusus aku buat untuk kamu^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13. Insecure










“Dinda makin cantik ya Bal,” ujar Ara pada Iqbal.

Saat ini Ara dan Iqbal sedang berada di kamar Ara. Kedua orang itu tengah mengerjakan tugas sekolah seperti biasanya. Karena Ara sudah selesai mengerjakannya alhasil Iqbal langsung menyalinnya. Kalau kata Iqbal, kalau masih ada yang mudah kenapa harus milih yang susah? Jadi kalau ada masih ada tempat contekan kenapa harus mengerjakan sendirian? Iqbal memang jenius. Saking jeniusnya kadang Ara sampai heran.

Tadi sejak awal Iqbal datang, Ara sudah mengajak Iqbal berbicara tentang Dinda. Yang Ara perhatikan Dinda itu semakin cantik, semakin bening, semakin putih dan semakin mulus seperti bihun rebus. Ara takut jika nanti Iqbal menjauhinya lalu balikan dengan Dinda. Ara membandingkan dirinya dengan Dinda. Ara merasa kalah telak. Ia merasa Dinda lebih unggul ketimbang dirinya.

Padahal Dinda adalah murid pindahan kemarin. Tapi sudah banyak cowok-cowok yang mendekati Dinda untuk mengajak berkenalan. Bukan hanya cowok, para cewek-cewek juga banyak yang mau menjadi teman Dinda. Kecuali anak-anak kelas Ara tentu saja. Kaum hawa di kelas Ara sudah mengibarkan bendera permusuhan sejak pertama kali bertemu Dinda. Mereka tidak suka jika Dinda mendekati Iqbal. Karena anak-anak kelas lebih ngeship Ara dan Iqbal.

“B aja,” jawab Iqbal cuek sambil menulis jawaban di buku tulis.

“Enggak biasa aja, Bal. Dia cantik banget. Gue yang cewek aja suka liatnya. Kemarin aja udah banyak cowok-cowok yang deketin dia,” ujar Ara.

Iqbal menoleh pada Ara. “Insecure?” tanya Iqbal.

“Enggak kok. Gue gak insecure,” sahut Ara cepat.

“Terus?” tanya Iqbal lagi.

“Aku sedang tidak percaya diri,” ujar Ara mengutip kata-kata Dilan.

“Kamu bukan Dilan,” balas Iqbal dengan wajah datarnya.

Ara tertawa karenanya. Wajah datar Iqbal selau membuat Ara tertawa. Padahal tidak ada yang lucu. Tapi entah kenapa Ara malah tertawa. Humor cewek pendek itu benar-benar receh.

Tak mengapa memiliki humor receh, yang penting attitude harus dolar.

“Bal,” panggil Ara pelan.

“Hm?”

“Lo gak bakal balikan sama Dinda kan?” tanya Ara hati-hati.

Iqbal sontak menoleh pada Ara. Cowok itu terdiam sejenak. “Enggak,” ujar Iqbal.

“Ah masa? Tau-tau nanti ada kabar kalau kalian balikan,” ujar Ara terkekeh. Ia menutupi rasa takut dalam hatinya. Ara takut. Sangat takut jika nanti Iqbal tidak dekat lagi dengannya.

ARayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang