42. Mana Sempat Keburu Kegep

555 69 20
                                    

Seneng bgt ARAYA cover baru, wkw.

Seneng bgt ARAYA cover baru, wkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

42. Mana Sempat Keburu Kegep






"Semalem ATM punya Mama gue hilang," ujar Leo. Cowok itu menoleh pada Arza.

"Rumah lo kemalingan?" tanya Arza pada Leo.

L

eo menggeleng. "Gue yang ngambil ATM punya Mama. Makanya hilang," ujar Leo dengan wajah tengil membuat Arza di sebelahnya terbahak.

"Definisi anak bangsat sesungguhnya," kata Arza.

Leo dan Arza cekikikan kompak. Kedua cowok itu berjalan menyusuri koridor yang tampak ramai. Sesekali bersiul untuk menggoda para adik kelas yang lewat atau menyapa mereka. Meskipun tengil, Leo dan Arza cukup terkenal di sekolah.

Kedua cowok itu juga termasuk ke dalam deretan cowok ganteng High School near Central. Sebenarnya banyak yang mau sama mereka, tapi Leo dan Arza saja yang tidak membuka hati. Kalau kata Leo sih, belum ada yang cocok aja.

"LEO! ARZA! PIKET!" seru Ara ketika Leo dan Arza melangkah masuk ke dalam kelas. Cewek pendek itu berdiri sambil berkacak pinggang dengan sebelah tangan memegang sapu lantai.

Leo cengar-cengir sambil berjalan untuk mengambil serok. "Iya, Ra. Ini gue baru mau piket. Jangan galak-galak dong, Ra. Entar cakep lo hilang," ujar Leo merayu.

"Gak usah rayu-rayu, gue bukan Mba Dewi!" sentak Ara semakin galak.

"Tau tuh, Le. Piket makanya. Kerjaan lo santai-santai doang," ujar Arza ikut mengomel membuat Leo mendelik.

Ara beralih menatap Arza. "Lo juga kuyang! Giliran hari piket pura-pura amnesia lo berdua. Kemarin pas pulang sekolah bukannya bantu piket malah langsung cabut ke parkiran. Gedek gue lama-lama," ujar Ara.

Ara itu paling kesal dengan orang yang pura-pura lupa ketika piket kelas, sama halnya dengan Cleo. Jadi kalau anak-anak kelas yang jadwal piketnya barengan sama Ara dan Cleo, mereka harus siap-siap diomelin.

"Terus gue harus ngapain?" Arza menekuk bibir bawahnya dengan wajah sedih.

"Nyapu udah, lap kaca udah, ngisi spidol udah. Apa lagi ya?" Ara menatap sekelilingnya. Kelas sudah bersih karena pagi-pagi sekali dirinya sudah datang dan membersihkan kelas. Cewek itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya menarik tangan Arza keluar dari dalam kelas.

"Mau ngapain sih, Ra? Kelas udah bersih artinya gue gak ada kerjaan dong," ujar Arza.

"Enak di lo, gak enak di gue. Pokoknya yang piket sama gue harus ada kerjaan."

Ara meraih tempat sampah lalu membaliknya sehingga sampah-sampah kertas kembali berserakan di lantai. Membuat Arza yang melihat itu seketika melongo dengan mulut terbuka. Cowok itu menatap Ara dengan ekspresi bertanya.

ARayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang