51. Dilabrak Adkel

638 73 33
                                    

51

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

51. Dilabrak Adkel







Iqbal berjalan menuju ruang tengah lalu mendudukkan dirinya di sebelah Diva. Membuat Diva yang sedang menonton langsung tersentak. Wanita itu menoleh pada putranya yang gini sedang menatap layar televisi dengan wajah datar.

“Ara kenapa udah jarang ke sini? Kalian berantem?” tanya Diva membuat Iqbal sontak menoleh pada Bundanya.

Iqbal menggeleng. “Enggak,” ujarnya berbohong. Enggak dari mana? Orang di sekolah aja Iqbal jauhi Ara.

“Bohong banget,” sahut Dilla. “Waktu itu aku chat Kak Ara nanyain kenapa dia gak ke sini, katanya dia lagi gak sempet. Setau aku, Kak Ara selalu sempet kalau main ke sini. Kalian juga udah selesai ulangan. Gak sempet dari mananya coba? Pasti ada apa-apanya nih,” ujar Dilla.

“Gak ada apa-apa,” ujar Iqbal.

“Kakak juga keliatannya deket banget sama mantan Kakak itu. Siapa sih namanya? Dinda ya? Nah iya Dinda. Padahal mah cakepan Kak Ara ke mana-mana,” ujar Dilla.

“Yang bener?” tanya Diva pada Iqbal. Saat Iqbal hendak berbicara, Dinda kembali bersuara.

“Iya, Bun. Masa Bunda gak tau sih? Jangan-jangan Kak Iqbal pacaran lagi sama Dinda. Kak Iqbal selingkuh ya?” tuding Dilla membuat Iqbal melotot tak santai.

“Papa gak pernah ngajarin kamu buat nyakitin perempuan. Kalau masih sayang ya pertahankan. Kalau udah gak ada lagi rasa mendingan udahan. Kasian sama Ara kalau kamu kaya gitu ke dia,” ujar Fahri.

Iqbal diam, tidak menjawab. Cowok itu hanya mengangguk patuh.

“Ternyata anak Bunda tuh fuck boy ya,” ujar Diva dengan wajah sedih.

“Aku bukan fuck boy, Bun.”

“Anda berbohong,” ujar Dilla. “Kalau aku jadi Kak Ara sih mendingan minta putus aja. Daripada disakitin sama cowok yang enggak jelas,” katanya lagi.

Iqbal mendelik pada Dilla namun Dilla sama sekali tak peduli.

“Yang penting kamu jangan sampe salah ambil keputusan. Kamu cari tau dulu semua tentang Ara. Jangan cepat menyimpulkan sesuatu. Terkadang ada hal yang enggak kita tau meskipun kita udah deket sama orang itu,” ujar Diva.

Iqbal mengernyit. “Maksud Bunda?” tanyanya namun Diva hanya mengedikkan bahu.

*****

“Lo tau Laura kan, Ra? Itu loh yang kelas dua belas jurusan Bahasa,” ujar Cleo pada Ara. Cewek itu menggeser kursinya agar mendekat pada Ara jadi mereka bisa bergosip tanpa didengar oleh anak-anak kelas. Karena bagi Cleo, tiada hari tanpa bergosip.

“Tau kok. Yang jago baca puisi itu kan? Kenapa memangnya dia?” tanya Ara dengan wajah penasaran.

“Semalem dia pacaran sama Dafi, anjir. Dulu aja koar-koar kalau dia gak suka sama Dafi. Dia bilang ke orang-orang supaya jangan mau sama Dafi soalnya Dafi itu suka morotin duit cewek. Eh taunya malah dia yang jilat ludah sendiri. Dih jayus amat hidupnya,” ujar Cleo mencibir.

ARayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang