Udah ya ngakaknya, kita lanjut ke part baru.
18. Olimpiade
“Pengumuman untuk seluruh siswa dan siswi High School near Central yang meraih peringkat satu sampai tiga, diharapkan ke aula sekolah sekarang. Karena ada informasi yang ingin kepala sekolah sampaikan. Terima kasih!” suara Bu Surti menggema di seluruh penjuru sekolah. Membuat seluruh ruangan kelas mendadak ribut. Dari kelas 10 sampai kelas 12.
Sama halnya dengan kelas 11 IPA 1 sekarang. Leo dan Arza langsung rusuh sambil gebrak-gebrak meja ketika mendengar pengumuman tersebut. Semua hal yang tidak heboh bisa menjadi heboh jika sudah sampai di telinga Leo dan Arza. Resha selaku ketua kelas hanya menggelengkan kepala heran ketika melihat tingkah anak-anak kelasnya. Kelas tidak berisik satu hari kurang afdol rasanya.
“ITU INSECT ANJIR!” seru Arza dengan suara toa. “INSECT!”
“IYA ANJIR! INSECT ANJIR!” balas Leo tak kalah heboh. “INSECT ITU APA BANGSAT?!” Leo bertanya ngegas.
“Apa sih, Le? Gaje banget,” ujar Ara terheran-heran.
“Bunda! INSECT ITU APA BUN?” tanya Leo sambil berlari ke arah Resha.
Resha tampak berpikir sejenak. “Insect itu... serangga,” ujar Resha.
“LOH? BUKANNYA INSECT ITU HUBUNGAN SEKSUAL YA, BUN?” tanya Arza dengan suara toa. Satu kelas sontak menoleh dengan wajah kaget. Frontal sekali cowok ini. No sensor-sensor.
“ITU INCEST BODOH!” sahut Cleo tak kalah ngegas.
“SAMA AJA BANGSAT!” balas Arza. Cowok itu melotot ke arah Cleo.
“BEDA ANYING!” jawab Cleo lagi.
“Udah jangan berantem. Berantem mulu sih. Memang gak bisa kalau kalian tenang adem ayem sehari aja,” ujar Resha membuat Cleo dan Arza bungkam. Pokoknya kalau Resha sudah mengeluarkan jurus the power of Bunda, pasti mereka akan diam.
“Bunda ngomel check,” ujar Zara. Cewek itu memakan pocky cokelat yang berada di tangannya. Bagi Zara, tiada hari tanpa pocky cokelat.
“Kalian belum ke aula, Ra? Kan disuruh kumpul,” ujar Resha pada Ara.
“Iya, Bun. Ini juga baru mau kumpul. Lagi nunggu Dipta,” ujar Ara. Cewek pendek itu menoleh pada Dipta. “Ayo Dip! Cepetan!”
Dipta menutup buku cetak lalu menaruhnya di laci. “Sabar Ra,” ujar Dipta.
“Gue bukan dia, Dip. Yang bisa sesabar itu hadapin lo,” ujar Ara sambil lirik-lirik ke arah Cleo membuat Cleo langsung memalingkan wajah.
“Ayo!” Dipta menarik tangan Ara keluar dari kelas. Padahal tadi Ara yang mau cepat, tapi setelah Dipta cepat malah Ara yang lambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARaya
Teen FictionAra dan Raya. Ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki dua kepribadian berbeda dalam satu tubuh. Sifat kepribadian lainnya bertolak belakang dengan sifat aslinya. Di satu sisi ia baik, di sisi lain ia jahat. Di saat kepribadian aslinya i...