Ara dan Raya.
Ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki dua kepribadian berbeda dalam satu tubuh. Sifat kepribadian lainnya bertolak belakang dengan sifat aslinya. Di satu sisi ia baik, di sisi lain ia jahat.
Di saat kepribadian aslinya i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
21. Savage
“Zein!”
Langkah Zein tiba-tiba terhenti karena suara panggilan seorang gadis yang sangat familier di telinganya. Cowok keturunan Arab itu membalik badannya lalu menatap gadis itu. Ara berjalan mendekat ke arahnya dengan senyum merekah. Menghadirkan tatapan bingung dari Zein. Karena yang Zein tau, Ara itu tidak pernah berbicara santai kepada Zein. Selalu ngegas pokoknya. Apalagi jika Ara berbicara dengan suara yang pelan dan kalem. Itu bukan Ara banget.
Saat ini lorong kelas sedang sepi. Jadi murid-murid tidak akan tau jika Ara dan Zein itu sepupu. Sampai sekarang kedua manusia itu masih belum mau terang-terangan berkata bahwa mereka itu memiliki ikatan keluarga. Ketika mengambil rapor, Fela akan mendampingi Ara sedangkan Ryan mendampingi Zein. Kalau kata Ara, dia itu sangat malas mengakui Zein sepupu. Sedangkan Zein sangat malas jika orang-orang tau bahwa dirinya memiliki sepupu seperti Ara. Kedua remaja itu memang aneh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Sejak kapan lo manggil gue pake suara lemah lembut kaya ibu-ibu?” tanya Zein pada Ara.
“Ibu-ibu itu galak kali. Mana ada ibu-ibu yang suaranya lemah lembut,” ujar Ara. Cewek itu masih mengembangkan senyum membuat Zein bergidik ngeri.
“Lo kenapa sih, Ra? Aneh banget lo,” ujar Zein.
Ara melipat bibirnya lalu berdecak pelan. “Lo beneran gak ada rasa sama gue, Zein?” tanya Ara.
“Lo sehat kan?” Zein melotot kaget. Cowok itu meletakkan punggung tangannya di dahi Ara. “Badan lo sehat. Tapi otak lo sakit, Ra. Yakin gue,” ujar Zein.
“Otak gue sehat. Kenapa lo gak suka sama gue, Zein? Gue kurang apa? Apa gak ada sedikit pun tempat di hati lo untuk gue?” tanya Ara penuh harap. Cewek pendek itu maju satu langkah untuk mengikis jarak mereka.
Zein sontak mundur satu langkah. Namun lagi, Ara semakin mendekat. Jarak mereka tinggal dua jengkal sekarang. “Lo gila, Ra? Lo itu sepupu gue. Mana mungkin gue bisa suka sama lo,” ujar Zein.
“Gue bukan sepupu lo, Zein. Gue itu orang yang suka sama lo. Kita bukan sepupu,” ujar Ara membantah. Tangan Ara terangkat lalu memegang lengan Zein dengan kuat. “Apa gue gak pernah bisa jadi pacar lo, Zein?” tanya Ara.