40. Menangnya Tim Olim

557 69 11
                                    

Btw gara-gara Iqbal di cerita ini, aku malah keinget Nuraini dong :(

Btw gara-gara Iqbal di cerita ini, aku malah keinget Nuraini dong :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

40. Menangnya Tim Olim











Pak Dilan menyimak ucapan Pak Sam dengan saksama. Kedua pria itu membicarakan hal yang penting dan itu semua terlihat dari dahi mereka yang berkerut. Awalnya Pak Dilan biasa saja, hingga akhirnya guru itu melotot kaget karena kalimat terakhir yang diucapkan oleh Pak Sam.

"Menggeser Ara dari peringkat satu?" beo Pak Dilan tak percaya. "Kenapa?"

"Dinda. Dia pengin menjadi juara satu seangkatan. Udah gue bilang kan kalau Dinda itu anak gue dan dia mengidap leukimia stadium empat. Kalau anak lo yang mengidap itu, apa yang bakal lo lakuin?" tanya Pak Sam kepada Pak Dilan.

"Turutin semua mau dia."

"Itu juga yang gue lakuin sekarang. Gue mau anak gue bahagia di sisa umurnya. Jujur Lan, takut gue kalau tiba-tiba Dinda berhenti napas." Pak Sam berbicara dengan suara yang agak gemetar. Ia hampir menangis.

"Anak lo gak bohong kan? Maksudnya ... siapa tau dia ngada-ngada. Bisa aja kan?" ujar Pak Dilan.

Pak Sam menggeleng. "Dinda gak bohong. Setelah dia bilang kalau dia mengidap leukimia, gue selalu nemenin Dinda terapi. Dokter bilang kalau Dinda bisa bertahan hidup paling lama sekitar satu tahun," ujar Pak Sam.

Pak Dilan mengangguk singkat. Ia mengerti bahwa ini sangat berat dilalui oleh sahabatnya. Kehilangan orang tersayang itu bukanlah perkara mudah. Dalam hati Pak Dilan juga merutuki dokter yang memvonis waktu Dinda bertahan hidup. Padahal dengan berkata demikian, keluarga pasien pasti akan semakin terpuruk.

"Tapi gimana caranya menggeser Ara dari peringkat satu. Lo tau sendiri kan kalau Ara itu siswi yang cerdas. Prestasinya gak diragukan lagi. Jadi mustahil bisa menyingkirkan Ara," ujar Pak Dilan. Orang-orang juga tau bagaimana cerdasnya Ara. Jadi tentu saja menyingkirkan gadis itu bukan hal yang mudah kecuali Dinda benar-benar memiliki otak yang setara dengan Ara.

"Cara curang. Turunin semua nilai Ara dan guru-guru gak akan curiga," ujar Pak Sam.

"Terus gimana sama nasib Ara? Dia udah kerja keras untuk sampai di posisi itu tapi usahanya hancur karena ulah orang yang gak bertanggung jawab." Ucapan Pak Dilan sukses membuat Pak Sam tertegun.

"Gue tau. Tapi gue bisa apa, Lan? Cukup kehilangan istri, gue bener-bener takut kehilangan anak gue satu-satunya. Kalau nanti Dinda bakal pergi, itu gak masalah kalau gue berhasil bikin bahagia dia. Semua orang tua pasti bakal lakuin apa pun untuk anaknya," ujar Pak Sam.

Pak Dilan diam. Dalam hati pria itu membenarkan ucapan Pak Sam bahwa setiap orang tua pasti akan melakukan apa pun demi kebahagiaan anaknya. Tapi masalah, cara Pak Sam itu salah.

Hening sesaat, sebelum akhirnya Pak Sam kembali membuka suara.

"Gue mau minta tolong sama lo," ujar Pak Sam membuat Pak Dilan tersentak.

ARayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang