9. Aamiin Paling Serius
Pagi ini Ara menyusuri koridor bersama Iqbal yang berjalan di sebelahnya. Senyum cewek pendek itu merekah. Sesekali ia membalas orang-orang yang menyapanya. Menjadi juara umum seangkatan membuat Ara terkenal di sekolah. Apalagi cewek itu adalah anak Tiktok yang memiliki banyak jumlah followers. Ara juga anaknya baik dan ramah.
Jika Ara tersenyum membalas sapaan murid-murid maka berbeda dengan Iqbal. Cowok cuek itu tampak tak acuh. Banyak adik kelas yang menyapa Iqbal tapi cowok itu tidak peduli. Para adik kelas yang menyapa Iqbal langsung menunduk takut ketika Ara melototi mereka. Ara itu cemburuan. Ara paling tidak suka kalau Iqbal diganggu sama cewek-cewek.
“Kak Iqbal,” panggil seorang adik kelas perempuan yang kini sedang berdiri di hadapan Ara dan Iqbal.
Ara menatap tajam pada adik kelas tersebut. Cewek pendek itu langsung menggeser badannya agar lebih dekat pada Iqbal. Ara mepet-mepet seperti mau dangdutan.
“Kenapa?” tanya Iqbal dengan wajah datarnya.
Adik kelas perempuan itu tampak salah tingkah. “Nanti waktu bel pulang murid-murid eskul fotografi disuruh kumpul di ruangan,” ujarnya.
“Terus?” tanya Iqbal lagi.
“Aku cuma kasih tau aja, Kak. Disuruh sama Pak Adi soalnya,” ujar Adik kelas itu.
Ara mendelik sinis. Apa tadi dia bilang? Aku? Dikira duta sampo lain apa pakai aku segala. Dasar adik kelas genit. Curi-curi kesempatan dalam kesempitan.
“Tolong bilang sama Pak Adi kalau gue gak bisa ikut kumpul,” ujar Iqbal.
Cowok itu memang mengikuti eskul fotografi dari kelas 10. Ia mengikuti eskul itu karena hobby. Foto-foto yang Iqbal ambil selalu bagus. Bahkan di kamar Iqbal berjejer foto Ara karena gadis itu yang meminta Iqbal untuk memajangnya. Kata Ara, kalau nanti Iqbal kangen tinggal lihat fotonya saja. Begitu.
“Loh? Kenapa Kak?” tanya Adik kelas itu.
“Gue mau ngajarin Ara main basket. Besok dia ambil nilai,” ujar Iqbal. Tanpa mendengar jawaban dari Adik kelas itu, Iqbal langsung berjalan tanpa menurunkan tangannya dari bahu Ara.
Ara mengulum senyum. Padahal Ara sendiri lupa kalau hari ini dia latihan basket. “Iqbal,” panggil Ara.
“Hm?”
“Coba lo bilang aamiin,” ujar Ara membuat Iqbal mengernyit bingung.
“Maksudnya?” tanya Iqbal.
“Bilang aamiin cepetan,” ujar Ara memaksa.
“Aamiin,” ujar Iqbal.
“Aamiin ... aamiin paling serius,” ujar Ara. Iqbal semakin bingung. Maksudnya apa coba? Tidak jelas sekali bocil yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARaya
JugendliteraturAra dan Raya. Ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki dua kepribadian berbeda dalam satu tubuh. Sifat kepribadian lainnya bertolak belakang dengan sifat aslinya. Di satu sisi ia baik, di sisi lain ia jahat. Di saat kepribadian aslinya i...