54. Saling Memaafkan

710 74 18
                                    

54

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

54. Saling Memaafkan











Ara melangkah masuk ke dalam kelas dengan langkah tergesa dan wajah yang merah padam karena emosi. Cewek pendek itu berjalan menghampiri Dinda yang kini sedang duduk di bangkunya. Tanpa basa-basi, Ara menarik kerah seragam Dinda lalu melayangkan tamparan keras.

Cleo yang baru saja datang bersama Dipta langsung meringis. "Ah... mantap."

"Kowe tak sayang-sayang," gumam Dipta membuat Cleo langsung mendelik pada cowok kalem itu.

Dinda menatap Ara dengan sorot wajah tak suka. "Lo tuh apa-apaan sih?!"

"Lo yang apa-apaan?!" balas Ara tak kalah sengit.

"Ini kenapa anjir?" bisik Leo sambil menyenggol lengan Arza dengan wajah cengo.

"Bakal baku tumbuk kayanya, iya baku tumbuk. Yakin gue," ujar Arza dengan anggukan mantap.

"Lo dateng-dateng nampar gue. Gak jelas amat hidup lo," ujar Dinda masih dengan suara tidak santai.

"Hidup lo yang gak jelas. Maksud lo apa nurunin semua nilai-nilai gue? Supaya orang-orang anggap lo hebat karena berhasil nyingkirin gue, iya? Cara lo kampungan Din," ujar Ara membuat anak-anak kelas terkejut bukan main.

Dinda meneguk ludah susah payah, tapi sebisa mungkin ia mengatur ekspresinya. "Lo jangan nuduh gue sembarangan-"

"Itu kenyataan!" sentak Ara emosi. "Ngaku aja Din," ujar Ara membuat Dinda terkekeh sinis.

"Iya, gue yang udah nurunin semua nilai-nilai lo. Kenapa? Gak seneng?" ujar Dinda membuat Ara kembali menampar cewek itu.

"Gue salah apa sama lo, Din? Gue gak pernah nyari masalah sama lo tapi kenapa lo selalu ganggu hidup gue?" ujar Ara dengan suara ingin menangis.

"Salahnya lo lebih unggul dari gue!" ujar Dinda menggebu-gebu. "Gue iri sama lo, Ra. Gue iri. Temen lo banyak. Cowok yang lo suka juga suka balik sama lo. Sedangkan gue? Lo gak ngerasain gimana rasanya jadi gue," ujar Dinda.

"Lo jangan beradu nasib. Semua orang punya masalah hidup-"

"LO GAK PUNYA MASALAH HIDUP!" bentak Dinda.

"LO GAK TAU APA-APA TENTANG GUE!" balas Ara yang juga membentak. Cewek itu mengusap air matanya yang mulai jatuh. Ara tuh tipe orang yang dibentak nangis, ngebentak juga nangis.

Suasana kelas menjadi tegang. Teman-teman mereka menyimak perseteruan antara Ara dan Dinda. Resha yang melihat itu hendak mendekat untuk memisahkan namun Iqbal sudah lebih dulu menahan tangan Bunda kelas itu.

"Jangan dulu Bun," ujar Iqbal pada Resha.

"Tapi kalau mereka nanti adu jotos gimana?"

"Kalau mereka udah saling serang baru kita pisahin," ujar Iqbal membuat Resha mengangguk patuh.

ARayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang