22. Tentang Raya

664 77 0
                                    

Aku yakin kalian pasti tau kenapa aku kasih cerita ini dengan judul ARAYA.

Aku yakin kalian pasti tau kenapa aku kasih cerita ini dengan judul ARAYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

22. Tentang Raya












Iqbal melangkahkan kakinya menuju kelas. Ia sudah mencari Ara ke seluruh penjuru sekolah tapi tetap saja tidak menemukan keberadaan gadis pendek itu. Iqbal juga sudah mencari Ara di perpustakaan dan rooftop, namun hasilnya tetap sama. Nihil. Mungkin Ara sudah menunggunya di kelas karena sebentar lagi bel pulang akan berbunyi.

Tiba-tiba saja langkah cowok tinggi itu terhenti ketika melihat sosok gadis yang sedang berjalan menunduk dengan arah yang berlawanan. Dia Ara. Iqbal melangkahkan kakinya mendekat lalu memegang pundak Ara. Cewek mungil itu tersentak dan mengangkat kepalanya dengan mata melebar.

“Dari mana?” tanya Iqbal datar.

“Dari toilet. Ayo ke kelas,” ajak Ara. Cewek itu meraih tangan Iqbal lalu berjalan menuju kelas. Namun baru beberapa langkah berjalan, kaki Ara langsung berhenti karena Iqbal tiba-tiba diam dan tidak melangkah. Ara membalik badannya dengan ekspresi bertanya.

“Lo sehat kan?” tanya Iqbal.

Ara mengernyit. “Aku sehat kok. Kenapa memang?” Ara bertanya balik.

Iqbal diam. Meskipun ia tidak berkata bahwa Ara bersikap aneh tapi dia juga merasakan perubahan Ara yang sangat drastis. Tapi Iqbal biasa saja. Cowok itu mengira bahwa efek PMS mungkin sebesar itu.

*****

“AKHIRNYA BEL PULANG BUNYI!” Cleo berseru senang ketika bel pulang sekolah terdengar. Cewek itu bergegas mengemas buku-bukunya. Ia ingin cepat pulang ke rumah karena mau rebahab sambil mencari gosip terbaru.

Leo mencibir ketika melihat Cleo yang sangat antusias. “Bel pulang bunyi aja berasa pintu surga kebuka. Lebay!" ujar Leo sewot.

“Suka-suka GUE!” sentak Cleo tepat di depan wajah Leo membuat cowok putih itu terperanjat. Cleo memang selalu ngegas.

Resha terkekeh geli melihatnya. Tak sengaja cewek itu melirik ke arah pintu. Ia melihat Ara dan Iqbal yang baru saja masuk ke kelas. Bunda kelas itu menaruh lagi ranselnya lalu meraih tangan Ara. Resha mengajak Ara keluar dari kelas. Menghadirkan tatapan bingung dari Ara dan juga teman-temannya.

“Kenapa Bun?” tanya Ara bingung.

Resha tampak berpikir sejenak. “Tadi lo kenapa, Ra? Gue mau minta maaf kalau selama ini terlalu kepo sama urusan lo,” ujar Resha. Cewek itu masih kepikiran dengan ucapan Ara di kelas tadi.

“Kenapa harus minta maaf, Bun?” Ara semakin bingung. “Selama ini gue selalu cerita ke kalian kalau ada apa-apa,” ujar Ara.

Resha menghela napas berat. Harus ada yang diluruskan sekarang. “Lo sengaja ya? Maksudnya... lo sengaja pura-pura lupa ya?” tanyanya.

ARayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang