3. Gara-gara Pantun
“Buah mangga buah jeruk,
Buah manggis buah nanas.
Buah sirsak buah pepaya,
Buah apel buah semangka.”Satu kelas melongo mendengar pantun yang diucapkan oleh Arza. Hari ini kelas 11 IPA 1 sedang melangsungkan pelajaran Bahasa Indonesia. Setiap anak harus memiliki pantun lalu dibacakan di depan kelas. Dan sekarang giliran Arza. Hening sesaat, tak lama kemudian terdengarlah suara tawa dari teman-temannya.
Dasar Arza, disaat seperti ini masih sempat-sempatnya tebar-tebar pesona.
Pak Dilan menatap kesal ke arah Arza yang kini sedang cengar-cengir dengan wajah tanpa dosa. Mulut Arza ringan sekali seperti tanpa beban. Pak Dilan beralih menatap muridnya seolah mengisyaratkan untuk diam. Pak Dilan itu meminta Arza untuk berpantun. Bukan stand up comedy.
“Kenapa kalian tertawa? Ada yang lucu?” tanya Pak Dilan galak. Guru itu melotot ke arah muridnya dengan wajah garangnya.
Sebagai ketua kelas Resha hanya bisa menunduk—merasa bersalah karena tidak bisa mengatur anak-anak kelasnya. Sama halnya dengan Zara. Cewek itu langsung menutup wajah menggunakan buku karena merasa malu dengan tingkah kembarannya. Leo sebagai partner sejati Arza hanya senyam-senyum sambil mengangkat jempol. Cowok itu merasa bangga pada Arza.
Ara dan Cleo yang tadinya sedang bergosip langsung bungkam dan pura-pura tidak kenal Arza. Dipta? Jangan ditanya. Ia hanya diam menatap Pak Dilan dengan wajah datarnya. Sedangkan Iqbal malah tertidur pulas di tempatnya. Posisi cowok itu untuk tidur sangat strategis karena ia berada di pojokan.
Mereka kalau duduk itu random. Sering tukar-tukar sesuai guru yang mengajar.
Pak Dilan beralih menatap Arza. “Kamu juga Arza! Bapak minta kamu baca pantun, bukan mengabsen nama-nama buah!” ujarnya.
Arza masih mempertahankan senyumnya. “Itu pantun kok Pak. Ciri-cirinya satu bait terdiri dari empat baris,” ujar Arza.
Cowok itu merasa bahwa ia adalah orang yang paling jenius sedunia. Bangga sekali rasanya. Ini kalau Arza lapor sama Papinya. Papinya pasti akan bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARaya
Teen FictionAra dan Raya. Ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki dua kepribadian berbeda dalam satu tubuh. Sifat kepribadian lainnya bertolak belakang dengan sifat aslinya. Di satu sisi ia baik, di sisi lain ia jahat. Di saat kepribadian aslinya i...