41. Galau Berat
Ara duduk tak nyaman di kursi yang berhadapan dengan kepala sekolah. Tak hanya Pak Sam saja, di ruangan tersebut juga ada Bu Surti. Raut wajah Ara menjadi gelisah ketika melihat ekspresi Pak Sam. Cewek pendek itu takut jika ia mendengar berita buruk sebentar lagi.
“Ini.” Pak Sam menyodorkan sebuah kertas kepada Ara dengan tak enak hati. Sebenarnya Pak Sam tidak ingin melakukan ini, namun apalah daya. Ini semua demi Dinda sang putri tercinta.
Ara mengernyit. “Itu kertas apa ya, Pak?” tanya Ara.
“Silakan dibaca,” ujar Pak Sam.
Ara meraih kertas tersebut lalu mulai membacanya dari atas. Awalnya Ara biasa saja, sebelum akhirnya mata cewek itu melotot kaget ketika membaca paragraf terakhir di surat tersebut. “Ini maksudnya apa, Pak? Bapak gak bercanda kan?” tanya Ara dengan nada tak santai.
Lagipula siapa yang bisa santai ketika dikeluarkan dari tim olimpiade? Ara tidak bisa sesantai itu menerimanya.
“Saya terpaksa mengeluarkan kamu dari tim olim karena nilai kamu menurun drastis. Bapak tidak mau sekolah kita tertinggal karena menurunnya prestasi,” ujar Pak Sam membuat Ara terpukul kenyataan. Bu Surti yang berada di ruangan itu juga ikut terkejut.
Ketakutan Ara menjadi kenyataan.
“Gak mudah untuk berada di posisi itu, Pak. Saya berusaha keras. Mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran saya.” Ara menahan diri untuk tidak menangis.
“Maafkan Bapak. Tapi ini sudah menjadi keputusan Bapak dan pembimbing olimpiade. Bapak liat juga belakang ini kamu terlihat santai. Lebih banyak bermain sama temen-temen kamu,” ujar Pak Sam.
“Tapi saya gak pernah lupa buat belajar, Pak.”
“Maaf mencela, tapi kenapa mengambil keputusan secepat ini? Apakah tidak bisa dipertimbangkan lagi? Memang akhir-akhir ini saya mendengar para guru mengeluh tentang menurunnya nilai Ara. Tapi apakah tidak ada kesempatan bagi Ara untuk memperbaiki nilainya?” ujar Bu Surti.
“Kita semua juga tau bahwa Ara merupakan siswi penyumbang piala terbanyak di sekolah ini,” ujar Bu Surti lagi.
Pak Sam menghela napas berat. “Nilainya menurun dengan drastis. Jika hanya menurun sedikit pasti masih bisa dipertimbangkan. Apalagi tim olim meraih juara ke tiga di London. Jadi para pembimbing olimpiade menyetujui bahwa Ara akan digantikan oleh Dinda,” ujar Pak Sam.
Ara semakin terpukul. Dadanya terasa sesak karena dihantam kuat dengan semua ini. Cewek pendek itu berusaha keras untuk tidak menangis di sini.
“Bapak gak tau gimana susahnya saya belajar tiap malem. Saya rela belajar mati-matian supaya keluarga saya bangga dengan pencapaian saya. Saya rela begadang buat ngerjain semua tugas yang dikasih sama guru-guru. Kalau bukan demi Mama sama Papa saya gak akan keberatan kalau keluar dari tim olim,” ujar Ara membuat Bu Surti semakin tak tega.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARaya
Teen FictionAra dan Raya. Ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki dua kepribadian berbeda dalam satu tubuh. Sifat kepribadian lainnya bertolak belakang dengan sifat aslinya. Di satu sisi ia baik, di sisi lain ia jahat. Di saat kepribadian aslinya i...