52. Titik Terendah

698 69 25
                                    

52

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

52. Titik Terendah

Teruntuk hati yang telah lelah. Bolehkah raga ini menyerah?” — Sandrana Aisyah









Dentuman musik menggema dan lampu kelap-kelip menghiasi di dalam sebuah club. Orang-orang menggila menikmati musik sambil berjoget ria seperti berada di surga. Raya mendudukkan dirinya di sofa sambil menatap sekitarnya dengan wajah datar. Cewek itu berhasil keluar dari rumah dengan cara melompat dari balkon kamar.

Raya mengambil ponselnya yang berada di tas, lalu memainkan benda pipih itu. Hingga akhirnya cewek pendek itu tersentak karena tiba-tiba ada seorang cowok yang duduk di sebelahnya. Raya mengangkat kepala, menatap cowok tersebut masih dengan wajah datarnya.

“Lo Ara kan?”

Raya menggeleng singkat. “Gue Raya,” ujarnya.

“Raya? Bukannya di HSNC lo dipanggil Ara?”

“Gue Raya, nama gue Raya. Ngerti lo?” ujar Raya ketus. Cewek itu kembali memainkan ponselnya.

“Gue Rafa, sekolah di Delton. Sekolah kita tetanggaan.”

“Gue gak nanya,” ujar Raya membuat Rafa terkekeh.

“Lo pacarnya Iqbal kan?” tanya Rafa.

“Bukan. Gue gak kenal siapa Iqbal,” ujar Raya.

Rafa merangkul bahu Raya. “Gue suka sama lo,” bisik Rafa tepat di telinga Raya membuat cewek itu seketika merinding.

“Gue gak suka.” Raya mencoba menjauhkan tangan Rafa dari pundaknya namun gagal karena tenaganya tak sebanding dengan Rafa.

Rafa memegangi dagu Raya agar cewek pendek itu menatapnya. “You are mine.”

Cowok itu mendekatkan wajahnya pada Raya dengan sedikit memiringkan kepala. Sementara Raya hanya mampu terdiam karena tubuhnya terasa kaku untuk bergerak. Hingga akhirnya mata Raya melebar dua kali lipat karena Rafa menciumnya. Tepat di bibir.


*****


Malam ini halaman rumah Cleo tampak ramai karena keenam sahabatnya bermain ke rumah cewek itu. Biasanya kalau sudah selesai ulangan tuh mereka bakal ngadain acara buat hura-hura. Tapi sampai sekarang belum juga terlaksanakan karena hubungan Ara dan Iqbal yang tampak kurang akur.

“Pak Sam ngajak ngelawak. Bisa-bisanya dia mau DO Ara dari sekolah. Enggak tau aja dia gimana keluarga tuh bocil. Main-main si Pak Sam,” ujar Cleo sambil tertawa geli.

“Kalau gue jadi Mama Fela, auto gue ancurin perusahaannya Pak Sam,” ujar Leo menimpali.

Iqbal mengernyit mendengarnya. “Ara hampir di–DO?” ujarnya membuat Cleo mencibir pelan.

“Lo tuh pacarnya apa bukan sih? Gue tampol juga lo lama-lama. Jangan dikira lo ganteng terus lo pikir gue gak tega ngajak lo baku tumbuk,” ujar Cleo dengan wajah galak.

ARayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang