31. Awal Yang Baru
Ara terkaget-kaget dengan kalimat yang dilontarkan oleh Iqbal. Cewek itu menepuk pipinya berulang kali untuk memastikan bahwa ini kenyataan dan bukan mimpi. Ara mencubit tangannya sendiri. Sakit. Jadi ini bukanlah mimpi. Ia menatap Iqbal dengan wajah yang masih kaget lalu terkekeh geli.
“Bercanda mulu sih.” Ara memukul pelan lengan Iqbal.
“Aku gak bercanda,” kata Iqbal serius membuat Ara langsung terdiam.
“Oh... enggak bercanda ya?” ujar Ara tersenyum kikuk.
“Kamu mau jadi pacarku?”
MAU!!! MAU BANGETTT!!! Tapi Ara tidak mungkin bereaksi seperti itu. Di saat-saat seperti ini ia harus menjadi cewek kalem.
“Apa alasan kamu suka sama aku? Maksudnya... kamu kok bisa suka sama aku? Kamu pasti tau sendiri aku itu gimana. Pencicilan, gak bisa diem, cerewet. Aku juga sering malu-maluin,” ujar Ara.
“Memangnya jatuh cinta harus butuh alasan?” balas Iqbal.
Ara terdiam menatap Iqbal.
“Tinggal jawab. Mau atau enggak?” tanya Iqbal.
Cewek pendek itu menundukkan kepalanya sambil mengulum senyum. Tak lama kemudian Ara mengangguk singkat membuat Iqbal bernapas lega.
“Kamu yakin mau pacaran sama aku? Kekuranganku banyak. Aku juga gak secantik Dinda,” ujar Ara memastikan. Mengingat bahwa dirinya mengidap DID membuat cewek itu sedikit takut jika nanti Iqbal menjauhinya setelah tau bahwa ia mengidap penyakit kejiwaan.
“Ra, nyari yang cantik itu gampang. Yang susah itu nyari yang cocok,” ujar Iqbal. “Kamu udah cantik cocok lagi,” katanya lagi.
Ara menggigit bibir bawahnya menahan senyum. “Apa sih, Bal. Gombal banget. Diajarin Leo sama Arza ini pasti. Iya kan?” ujar Ara penuh curiga.
“Mana ada.” Iqbal terkekeh pelan. Tak lama kemudian Iqbal membuka tasnya karena teringat sesuatu. Cowok itu menyodorkan pada Ara sebuah kotak persegi berwarna hitam dengan ukuran sedang.
Ara mengernyit bingung. “Itu apa?” tanya Ara sambil meraih kotak itu.
“Foto-foto waktu aku masih kecil. Aku mau kamu simpen foto itu,” jawab Iqbal.
Ara membuka kotak itu lalu meraih foto-foto Iqbal. Cewek itu tersenyum kecil sambil memperhatikan foto itu. “Ternyata kamu udah glow up dari kecil. Bukan dari kecil lagi, tapi dari rahim. Aku yakin waktu umur lima bulan di kandungan bentuk kamu bukan kaya alien,” ujar Ara dengan wajah polos.
Iqbal tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya, merasa heran dengan Ara.
“Aku boleh nanya gak?”
KAMU SEDANG MEMBACA
ARaya
Подростковая литератураAra dan Raya. Ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki dua kepribadian berbeda dalam satu tubuh. Sifat kepribadian lainnya bertolak belakang dengan sifat aslinya. Di satu sisi ia baik, di sisi lain ia jahat. Di saat kepribadian aslinya i...