selamat membaca! ramein yaaa
☔ d u a. The Crush
Juni punya keluarga yang pantang melewatkan sarapan, makan siang, dan makan malam bersama.
Karena itu ketika jam makan siang tiba, Juni selalu pulang dari kantor dan mampir ke rumah untuk makan bersama. Kalaupun benar - benar tidak bisa, setidaknya harus memberi kabar 1 jam sebelum jam makan siang.
Keluarga Juni itu penuh aturan.
Tetapi Juni tidak pernah masalah dengan aturan - aturan dalam keluarganya. Karena aturan yang diberikan juga merupakan kesepakatan bersama. Dan juga untuk kebaikan Juni sendiri. Karenanya ketika main malam, Juni terbiasa pulang sebelum jam 10. Atau dia terpaksa tidur di luar. Setelah makan, piring dicuci masing - masing. Batas sepatu sampai bawah anak tangga. Juni berpikir itu aturan yang wajar.
Sekarang waktunya makan malam.
Juni yang baru selesai keramas, keluar dari kamar dengan kepala yang dililiti handuk.
"JUNI, TIO, TURUN MAKANN!!" Itu teriak ibu yang sedang memanaskan gulai di dapur.
Tanpa disuruh, Juni langsung sigap menyiapkan piring - piring lalu menatanya di atas meja makan. Di kursi utama, ayah sudah duduk sambil membaca majalah mingguan.
"Eh, Jun, tolong, dong, susu ambilin di kulkas,"pinta ibu masih sibuk membuat sesuatu di belakang.
Juni memberi susu pada ibu. "Nih,"
Dia agak mencondongkan tubuhnya untuk melihat apa yang sedang dibuat oleh ibu. Sedetik kemudian, wajah Juni langsung berbinar cerah.
"AAAA, Ibu buat salad buahh?? Kesukaan Juni ini!! Ihh, yoghurt mana yoghurt??" Juni langsung membuka kembali kulkas lalu mengambil yoghurt yang sisa satu.
Ibu hanya mendengus geli. Ini juga karena minggu lalu dia melihat Juni makan salad buah sehabis anak itu pulang kerja. Tiba - tiba ibu kepengin buat sendiri. Jadilah ibu mencari cara membuatnya di internet hari itu.
"BU, YANG MANGGA SISAIIN BANYAK BUAT JUNI, YAA!"
Tio yang sudah duduk di meja makan dengan ayah ikut menyahut. "Loh? Ada mangga, ya, Bu?"
"NGGAK ADAA!!" Juni langsung menyahut.
"Juni, nggak boleh gitu, ah, sama adiknya juga," tegur ibu.
Juni datang dengan semangkok salad yang dominannya adalah mangga itu. "Aku masih kesal, ya, sama Tio yang ngabisin es krim mangga di kulkas."
"Satu doang astaga, diungkit - ungkit mulu buset."
"Semua jajanan gue lo yang abisin, yaa, Yo!"
Tio mendelik kecil. "Dih, pelit."
"Yaelah, berapa sih Jun harganya? Sana beli sekulkasnya sekalian, Ayah kasih nih duitnya." Nah, ini dia sosok ayah Juni.
Ayah mulai mengeluarkan dompetnya dari saku.
Juni kira bercanda.Juni mendengus. "Ayah simpan aja duitnya, buat tambahan THR Juni besok aja. Kalau dibuat beli es krim, keburu abis dimakan tuyul," sindir Juni sambil menendang kaki adiknya di bawah meja.
"Juni tu apaan, ya," gumam Tio.
"Berarti nggak jadi, nih?" tanya ayah yang siap - siap menyimpan dompetnya lagi.
"Ya jadi dong, cuma disimpen dulu aja. Sekarang keburu nggak doyan," kata Juni memelototi adiknya yang menendang kecil kakinya di bawah.
"Bilang aja biar nggak gue abisin," celetuk Tio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juni Mega & The Crush
Romancezav & juni | end | childhood bestfriend "I have loved you since we were children." Juni Mega & The Crush. Berkisah tentang Juni, pekerja 24 tahun yang sedang didesak menikah oleh ibu dan tentang hubungannya dengan Zav, tetangga brondong semasa kecil...