꒰ ⛺ "33♡ᵎ camping

10.6K 860 65
                                    

yey akhirnya bisa up lagii, btw mauu ketemu lagi kapann?? next part is my favooo <3

ramein part ini yah sengkuuu

☔ t i g a t i g a. Camping

Dibilangin juga apa, Zav orangnya nggak mau kalah.

Kalau kemarennya Rohim ngajakin Juni date berkedok ngeliat pameran Siana Jorg, Zav bales dengan kitchen dinner romantis. Kalau Rohim punya Cicagu and Bridge Night bareng Juni, dia bales deep talk private di kamar. Masih juga pakai supermarket date? tenang, Zav ajakin camping langsung di depan rumahnya!

"Tempurungnya udah dibakar belom Zav?"

"Iya, ini bentar lagi jadi, sayang."

"Kalau udah ini bantuin tusukin biar cepet selesai!"

"Otw, sayangku!" Zav langsung ngacir setelah membiarkan tempurung itu. Panggilan ayang lebih utama. "Mana lagi yang bisa dibantu, yang?"

"Yang, yang, lo kok jadinya beli carb stik juga? Perasaan kemaren dumpling keju sama sosis doang deh, gini siapa yang bakal ngabisin?"

"Kan kamunya suka crab stik katanya," bela Zav tak mau disalahkan. Padahal kan so sweet ya dia, ala-ala pacar pengertian gitu nggak sih? Kok malah di protes, huh? "Itu abisin semua aja, tusuknya sengaja aku beli dua bungkus, biar bisa dibagiin ke tetangga."

"Yaudah lo yang bakarin ye," sindir Juni.

"Siap! Sayang kalau capek ntar aku pijitin, okayy??"

Ishh! Kok malah dia yang baperin sihh?? "Tio mana sih elah, beli es batu lama amat," ucap Juni mengalihkan perhatiannya dari muka Zav yang serius. Ganteng bangedd cong nggak boong!! —Juni berteriak dalam hati, keep calm.

Zav kalau serius tuh langsung keluar aja aura cowok-cowok ganteng berkelasnya tuh. Nggak bakal ada yang tau dia baru aja 22 tahun, karena he looks like a gentleman for real.

"Kenapa diliatin terus? Aku ganteng yah?"

Plak.

Juni langsung tarik kata-katanya tadi! Nggak ada gentleman sama sekalinya! Bahkan kalau disuruh post story yang isinya foto Zav sama lagunya Mbak Taylor, Juni orang paling pertama yang bilang, nggak relate demi apaa.

Kayak, orang ini emang setengil ituu! Nggak bisa dipuji baik-baik barang sedetik aja!

"Jun! Ini esnya mau ditaroh dimana?" teriak Tio.

Ini nih satu lagi bocil kematian. Nggak pernah ada embel-embel sama kakaknya sendiri. Lo jadi maba besok abis lo anjrr, kata Juni dalam hati.

"Pecahin dulu lah!" teriak Juni.

"Kebas ege tangan gue! Nggak tau apa bawainnya dari warung kesini tuh butuh eprot! Untung gue gentleman!"

"Deterjen lo kali ah, ya siapa suruh bawanya di telapak tangan begitu, kantong plastik kan ada?!"

Tio geleng-geleng kepala menunjuk kakaknya. "Ish, ish, ish. Inilah orang-orang gak berperikebumian. Plastik itu jahat tau buat bumi untuk mengolahnya, kita sebagai insan yang berakhlak sudah seharusnya menjaga bumi kita. Ya, nggak heran sih Jun kalau lo nggak paham, secara lo kan nggak ada akhlak."

Juni Mega & The CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang