tandain kalo ada typo ya. enjoyy bebzzz 🥂
apakah sudah VOTE????
☔ l i m a b e l a s. You
Agenda Zav Minggu pagi dimulai dari jogging keliling lapangan gor lima putaran. Karena bajunya sudah basah semua dan dia juga sudah lelah, Zav langsung pulang.
Sekarang jam sembilan pas, bunda pasti sudah buat sarapan, karena sekarang Zav sudah lapar. Baru sampai di depan pagar rumah, suara seseorang membuat Zav berbalik.
"ZAVV!!"
Itu suara ceweknya, jelas.
Diluar kendalinya, Zav menarik senyum geli melihat Juni dengan baju tidur putih melambai dari balkon kamar. Kemudian berlari masuk ke kamarnya. Beberapa detik kemudian cewek itu muncul untuk membuka pagar dan berlari ke arah Zav.
Mungkin satu komplek mereka udah pada tahu berita Juni dan Zav yang pacaran. Well, sebenarnya tetangga di komplek mereka itu isinya kebanyakan balita dan batita, para pasutri muda yang udah sukses buat beli rumah di awal - awal nikah. Sisanya yang seumuran paling bang Ojik sama adik cowoknya yang masih SMA di rumah pertama, terus si Ipit anak bunda Ses yang selalu jadi bahan ibu buat banding - bandingin sama Juni cuma karena dia yang udah tunangan.
Juni berhenti tepat di depan Zav. Menahan diri keras - keras untuk tidak memeluk cowoknya itu. Bukan karena Zav yang habis olahraga dan bau keringat. Zav bau keringat saja Juni masih mau ngendus - ngendus sampai hidungnya mentok. Tapi karena Juni masih waras aja kalau di tempat umum.
Mungkin kalau mereka cuma berdua beda lagi ceritanya.
"Ish!" Datang - datang main pukul, Zav sampai kaget. Juni menatapnya tajam, dia terlihat kesal. "Pantes aja gue chat dari pagi kagak bales - bales. Pacar Juni lagi olahraga ternyata??"
Awalnya wajah Juni cemberut, tapi kemudian tersenyum cerah. "Tapi gapapa deh! Gue suka cowok suka olahraga! Keren!" Juni menaikturunkan alis.
Zav mendengus geli. Mendorong kening Juni dengan telunjuk, agaknya sudah menjadi kebiasaan Zav untuk yang satu itu. Apalagi melihat Juni yang mundur selangkah setelah Zav menodong keningnya.
"Otak lo kotor," itu komentar Zav pagi ini.
Juni menatap Zav horor. "Astaga!" Dia memukul lengan Zav keras, Zav matanya sampai melotot karena kaget banget.
"Gue cuma bilang suka cowok olahraga! Darimananya otak gue kotor coba??"
Zav mendengus, lagi.
"Suka gue aja, nggak usah suka yang lain."
Itu kata Zav sebelum meninggalkan Juni yang terbengong di depan pagar rumahnya. Sementara di belakang pintu rumah, Zav menarik senyum di satu sudut bibir, mengintip Juni dari jendela rumah.
Lucu banget, cewek Zav.
.
"Suka gue aja, nggak usah suka yang lain. HELEHHH!"
Juni menarik ujung hidung Zav pelan. "Maksudnya apa hm ngomong kayak gitu?" goda Juni sore itu. "Nggak mikir apa perasaan cewek lo yang lemah ini? Please dehhh!"
Zav terkekeh geli. Dia sampai pura - pura menggigit bahu Juni yang duduk di sebelahnya. Sejak tadi ceweknya itu tidak berhenti menggoda Zav dengan kalimatnya yang tadi pagi. Padahal Zav tahu, ada yang sedang jingkrak - jingkrak salting di dalam sana.
"Lo lain kali musti mikir seribu kali deh sebelum ngomong," kata Juni dengan wajah menyebalkannya.
Tangannya memegang dada dengan dramatis. "Karena jujur gue nggak kuat.." lebaynya dia sampai memejamkan mata. "..lemes, meleyot, melting parah gue tuhh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Juni Mega & The Crush
Romancezav & juni | end | childhood bestfriend "I have loved you since we were children." Juni Mega & The Crush. Berkisah tentang Juni, pekerja 24 tahun yang sedang didesak menikah oleh ibu dan tentang hubungannya dengan Zav, tetangga brondong semasa kecil...