☔ t u j u h b e l a s. Different Feeling
Zav tiba di rumah ketika hari sudah gelap.
Sekarang sudah pukul 11 malam dan seisi rumah Zav sudah gelap. Hanya penerangan remang - remang dari lampu dapur ketika Zav menaiki tangga. Lampu kamar ayah dan bunda juga sudah dimatikan.
Karena Zav dari luar, badannya terasa gerah. Keringat terasa menempel di baju dan badannya. Tidak peduli semalam dan sedingin apapun itu, Zav tetap mandi apalagi setelah seharian di luar.
Ting!
Zav keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggang. Rambutnya dia lap dengan handuk putih yang lebih kecil. Dia melihat nama Juni yang muncul ketika layar HPnya menyala. Zav memilih membuka lemari, mengambil baju kaos berwarna biru, kemudian turun ke bawah karena perutnya berbunyi.
Membuka tudung saji, Zav tersenyum tipis melihat ceker dan paha ayam yang sengaja disisakan untuknya. Zav mengambil nasi dan saus sambal kemudian makan dengan lahap.
Beberapa saat kemudian naik ke atas dengan tangan yang membawa sebotol soda.
Ceklek.
Ting!
Baru membuka pintu, sebuah notifikasi pertama kali menyambutnya. Zav mendekat dan meraih handphone di atas nakas. Melihat nama Juni yang seharian ini belum bertemu. Terakhir bertemu ketika acara hujan - hujanan hari itu.
5 unread messages and missed voice call at 11.14 PM
Juni : gue dengerr suara motor lo, udah hapal gue tuhh. baru balik main yaaa?
Juni : bang botaks, aktipp dongg. pacalnya kangen nih sehari aja ngga ketemuuu. ngga kangen ap??
Juni : misyu bgt tau 😔
Juni : telpon nanti yaa, gue begadang kok, mo menyelami netpliks, piu, apa witipi dulu ya bang?
Juni : btw lo harus tau ini gue harus apus ketik apus ketik tiap ngechat eloo. gemeteran tangan gue njrrr 😭
Zav mendengus geli membaca pesan - pesan dari Juni. Tangannya meletakkan handphone di atas nakas. Menguap sebentar, Zav merasakan air keluar dari matanya karena mengantuk.
Menghidupkan kipas angin, dia membuka kaus bajunya. Hujan, badai, atau angin ribut pun di luar, kipas angin dan toples adalah syarat utama untuk Zav tidur nyenyak.
Dia tidur telungkup di atas kasur. Mulutnya sesekali terbuka lebar untuk menguap, dan tangannya akan refleks mengusap air di sudut mata.
Ting!
Zav hanya melirik layar handphone yang menyala. Kemudian tangannya terulur untuk meraihnya. Melihat nama Juni untuk kesekian kalinya di layar notifikasi, Zav tanpa sadar mendengus kecil.
Meski sudah mengantuk, tangannya tetap dapat bergerak lincah di atas keyboard, memilih membalas pesan dari ceweknya.
Zav : gue tidur dulu ya, c u in my dream juni
Mematikan data koneksi, Zav memilih memejamkan matanya yang sudah memberat. Tidak memiliki hasrat untuk sekadar menelpon seperti malam - malam sebelumnya.
Atau bisa dibilang, for the firstime after so long, he was bored with this shitty relationship.
.
Juni tidak pernah mengira jatuh cinta dengan Zav, tetangga brondongnya sekaligus teman masa kecilnya itu akan semendebarkan ini.
Tengah malam yang kondisinya orang rumah sudah pada tidur, tepat di malam yang sunyi, suatu kondisi yang menjadi favoritnya Juni karena merasa dia punya dunianya sendiri. Juni sekali lagi jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juni Mega & The Crush
Romancezav & juni | end | childhood bestfriend "I have loved you since we were children." Juni Mega & The Crush. Berkisah tentang Juni, pekerja 24 tahun yang sedang didesak menikah oleh ibu dan tentang hubungannya dengan Zav, tetangga brondong semasa kecil...