yeayyy ketemuu lagii!! well actually I need to re-read this story cz I forgot the plot 😭👊🏻 so do you yah, please re-read the preview chapter to understand this part kayyy??
anyways, ini triple update so ramein ya?? ^^
VOTE YA BROOO HEYYYYNNN?????
☔ d u a p u l u h. Percaya
"Juni kapan nikah?"
Tenang, tenang. Juni udah biasa kok.
Pertanyaan kayak gini tuh masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Nggak harus dibawa pikiran, ya?
Ini namanya ibu lagi absen sama Juni. Ini udah tengah hari, dan ini baru pertanyaan yang pertama karena biasanya sehari ibu bisa ngulang pertanyaan ini empat atau lima kali paling sedikitnya.
Jadi, Juni santai saja makan es krim mangga sambil duduk di sofa seberang ibu yang lagi fokus main HP.
"Nah, si Ipit yang kemaren tunangan udah nyebar undangan loh ke ibu." Telinga Juni setebal ikan paus, jadi nggak kedengeran ibu bilang apa. "Si Siti juga katanya udah hamil dua minggu aja nih, duh enaknya bu Ais bisa nimang cucu."
Ayah yang kebetulan lewat sampai mengepalkan tangan di depan dada, memberi kode lewat deheman kecil. Juni mengangguk mengiyakan, ikut mengepalkan tangan dan menepuknya di dada.
Ibu masih cuek aja, terus ngeluarin senjatanya. "Yang sini kok belom keliatan juga ya hilalnya? Ekhem, ekhem."
"Minum, Bu." Itu ayah yang tiba - tiba nongol langsung nyodorin gelas pada ibu yang dibalas delikan.
Juni terkekeh, menggeleng pelan melihat ayah yang kayaknya telinganya panas karena harus ikut mendengarkan celotehan wajib ibu tentang yang satu itu.
Ibu meletakkan HPnya di atas meja, mulai bosan setelah menggulir laman Facebook sejak sejam yang lalu. Ibu melihat ayah yang menawarkan segelas kopi pada Juni, kemudian berdehem kecil.
"Yah," panggil ibu langsung siaga satu buat ayah. "Ibu kangen deh duduk atas pelaminan."
Juni tersedak. Dia menatap ibu dengan alis menaik.
Ayah menaikkan alisnya. "Loh? Kode buat nikah lagi nih Bu? Ibu mau madu Ayah?"
Juni tersedak dua kali. Dia terbatuk beberapa kali karena tertelan setengah es krim mangganya karena ucapan ayah. Matanya sampai memerah, membuat ayah ikut mengelus tengkuk Juni asal.
"Ish! Bukan itu maksud Ibu tauuu!" Ibu mendelik kecil. Ayah nggak bisa diajak kerjasama! Pikir ibu.
"Lah? Terus apalagi Bu? Katanya kangen duduk di pelaminan? Ibu mau nikah lagi maksudnya? Ayah patah hati loh ini.." Ayah memegang dadanya bersikap dramatis. Juni mengulum bibir, menahan tawa melihat muka ibu yang merah.
"AYAHHH!" Ayah sama Juni kompak tertawa. "Ish! Maksudnya Ibu tuh anak gadis ayah itu lohhh!" Ibu gregetan.
Ayah berhenti tertawa, mengisyaratkan pada Juni untuk berhenti juga. "Loh? Itu dua anak gadis ayah udah jadi istri orang, belom cukup Bu? Abis dong anak gadis ayah kalau satu lagi mau nyusul juga tahun ini."
"Tinggal tambah satu lagi."
Ayah langsung bangkit dari duduk. "Beneran Bu?"
"ENGGAK, ISH!"
"Yah, kirain. Padahal ayah oke aja loh.."
Juni mengulum bibir kuat - kuat, menahan agar tawanya tidak keluar. Melihat bagaimana ayah menanggapi ibu, kayaknya Juni harus belajar dari ayahnya mulai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juni Mega & The Crush
Romancezav & juni | end | childhood bestfriend "I have loved you since we were children." Juni Mega & The Crush. Berkisah tentang Juni, pekerja 24 tahun yang sedang didesak menikah oleh ibu dan tentang hubungannya dengan Zav, tetangga brondong semasa kecil...