☔ e m p a t p u l u h. The Crush
Namanya Juni Mega.
Dia sudah sempat cerita tentang asal usul namanya.
Perempuan 24 tahun, dengan segala keunikan yang dengannya ternyata buat Zav jatuh cinta.Juni bodoh tidak memperhatikan segala gerak-gerik Zav yang rutin mengantarkan makanan tiap Senin sore pada pukul 6 dengan dalih "dari bundanya". Padahal wajah cowok itu hampir memerah tak dapat menahan kedutan ingin berjumpa crush— lalu berlagak sok jutek setelah pintu dibuka, menampilkan sosok dengan balutan jas kerja. Sampai akhirnya Zav kacau dan berbalik arah mendekati Juni secara terang-terangan, menunjukkan kepada Juni tentang atensinya, berharap cewek itu peka.
Juni baru 24 tahun dan kerap menerima pertanyaan "kapan menikah" dari pihak keluarga. Dan saat itu Zav datang, tepat sekali. Tapi, meski begitu semua orang bisa menilai kalau Juni memanfaatkan perasaan cinta Zav untuk keadaannya yang terdesak. Tidak sepenuhnya benar, karena Zav memberikan apa yang belum pernah Juni rasakan. Jadi, Juni terlena. Dan dia mulai jatuh cinta.
Namun, keduanya masih terlalu baru untuk mengenal pernikahan. Sementara Juni, didesak dengan kata menikah. Jadi semuanya kacau. Baik Juni ataupun Zav sama-sama tidak bisa menjernihkan pikiran, sehingga putus adalah jalan paling aman waktu itu. Tetapi justru keduanya malah saling menyakiti. Zav tidak terima ketika ada cowok lain yang mendekati Juni, sementara Juni malah mengacuhkan atensinya kembali, menganggap Zav tidak ada atau mungkin hanya anak kecil perusuh yang mengganggu kakaknya. Lucunya, keadaan berbalik. Jadi Juni yang uring-uringan mengejar cintanya. Rasanya Zav belum terlalu lama merasakan perjuangan Juni mengejar cintanya, tetapi cowok itu sudah kalah duluan.
"Ibu, ayah, kita mau menikah."
Pernyataan Juni kala itu di ruang keluarga yang mempertemukan keluarga Juni dan keluarga Zav jelas bikin heboh. Apalagi kakak-kakaknya yang sudah menikah juga datang dengan suami mereka. Tio beruntungnya lagi kalem, dan hanya tersenyum kecil memperhatikan senyum bahagia kakaknya itu, lalu turut menjatuhkan pandangan ke arah Zav yang memandang kakaknya penuh cinta. Sebuah kelegaan dari Tio yang menyaksikan perjuangan Zav yang melibatkan Tio untuk memberi tahu informasi tentang kakaknya sejak cowok itu masih berseragam putih-biru.
Jadi, ketika di altar, Tio tepuk bahu kakak iparnya itu, dengan senyum kecil memandang Juni yang tengah pamer berfoto ria dengan teman kantornya memakai baju putih pengantin.
"Gue sayang Juni," aku Tio membuat Zav tertegun menahan senyum. "Walaupun gue selalu buat dia kesel, tapi gue jelas yang paling mengharapkan kebahagiaan buat dia. Jadi tolong, bahagiain dia selalu, gue mohon, Bang."
"Zav lihat! Langitnya baguss bangettt!"
Zav tertawa kecil melihat Juni begitu antusias. Rambutnya menari ditiup angin sementara kaki jenjangnya menapaki pasir pantai sehingga meninggalkan jejak. Zav membandingkan jejak mungil itu dengan telapak kakinya yang besar, cowok itu tersenyum kecil. Dia mendekati Juni sambil membawa tas cewek itu yang sengaja dia jatuhkan di pasir demi berlari mendekati bibir pantai.
"Jangan lari, sayang. Nanti jatuh."
"Aku mau fotoin langitnya, di Jakarta nggak bakal bisa dapet langit sebagus ini taukk!"
Zav mendengus kecil. Dia mengeluarkan ponselnya, ikut memotret Juni dari belakang yang tengah memotret langit. Tersenyum melihat hasil fotonya, Juni indah banget sial.
Istrinya. Istrinya indah banget.
"Seneng banget diajak ke pantai," kata Zav setelah menarik pinggang Juni untuk duduk di sampingnya sementara cewek itu sibuk melihat-lihat hasil fotonya. "Cantik banget sih kamu, hm, hm," Zav mengecup pelipisnya berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juni Mega & The Crush
Romancezav & juni | end | childhood bestfriend "I have loved you since we were children." Juni Mega & The Crush. Berkisah tentang Juni, pekerja 24 tahun yang sedang didesak menikah oleh ibu dan tentang hubungannya dengan Zav, tetangga brondong semasa kecil...