꒰ 💤 "19♡ᵎ runtuh

22.7K 1.1K 92
                                    

s e m b i l a n b e l a s. Runtuh

Tolong jangan salahkan Zav. Dia juga tidak mengerti apa yang terjadi. Jadi, ketika dia bilang dia butuh jarak, itu meluncur begitu saja, seolah tanpa komando dari otaknya.

Mungkin bisa dibilang, Zav sedang berada di titik jenuh sebuah hubungan.

Selama beberapa kali menjalin hubungan, Zav tidak pernah sampai berpikir sejauh itu untuk hal yang lebih serius. Tetapi, Juni tentu tidak bisa disamakan dengan mantan - mantannya yang lain.

Jadi, ketika Juni menggantung hubungan mereka, Zav sedikit merasa lega.

"Sorry." Yang satu itu memang harus keluar dari mulutnya. "Gue nyakitin lo lagi.." Zav tidak berani menatap mata Juni.

Zav menghembuskan napasnya pelan. "Ini yang gue bilang mau nyari dimana salahnya gue.." dia bergumam. "..ternyata gue kurang mahamin lo, semuanya pertama kali buat gue."

"Sorry, Juni." Dia melangkah pergi, meninggalkan Juni dengan kalimatnya yang mengambang.

Malam - malam berikutnya tanpa komunikasi. Juni memberikan space seperti yang Zav minta. Lebih parah dari yang sembilan hari, karena yang sekarang benar - benar tanpa kabar. Zav atau Juni, sama - sama menjauh.

Satu malam itu, Zav baru sadar kalau dia yang kekanakan. Hanya mementingkan perasaan dan tertuju pada satu rasa bosan.

Jadi, seperti malam - malam pada awalnya, Zav menyelinap menaiki balkon kamar Juni. Menempelkan keningnya di dinding yang dingin, mengetuk kaca jendela, memanggil nama Juni dengan lirih.

"Buka.." Zav mengetuk pelan setelah hampir beberapa sekon tidak ada jawaban, padahal biasanya Juni akan langsung membuka pintu. "Juni.."

"Astaga! Zav?"

Juni menarik Zav masuk. Mudah saja karena cowok itu langsung menurut ketika Juni menarik lengannya.

"Lo nekat banget asli," celutuk Juni dengan tangan di depan dada. "Mungkin Tio belum tidur. Gimana kalau dia denger, hah?" Juni terus bercerocos, tetapi Zav hanya menunduk dengan kepala lesu.

"Heh?" Juni mendorong kepala Zav pelan dengan satu jarinya. "Jangan tidur di sini, ih! Bisa berabe ntar. Ibu sering gedor - gedor kamar kalau pagi. Zav? Heh??"

"Enggak.." Zav berdecak pelan.

"Bagus."

Juni tiba - tiba berdehem. "Jadi, kenapa lagi sekarang? Gue nggak mau ya lo dateng - dateng langsung minta yang aneh - aneh!" ancamnya.

"Aneh - aneh apa sih?" 

"Gue nggak mau denger yang macam - macam. Jadi, kalau nggak penting, nggak usah ngomong." Juni berlagak sok dengan tangannya yang di depan dada.

Zav mendengus. Kepalanya masih menunduk dengan mata memejam, persis orang yang sedang tidur. Juni beberapa kali mendorong kepalanya, berbisik mewanti - wanti dia agar tidak tidur.

Bisa ribet urusannya kalau Zav tidur. Ingat bagaimana payahnya dia sampai harus mengancam ini - itu ketika membangunkan Zav saat dia menginap di rumah bunda Salwa hari itu.

"I don't need space." Zav tiba - tiba bergumam sesuatu yang tidak jelas, persis seperti orang ngawur. Juni sampai harus mendekatkan wajahnya agar dapat mendengar lebih jelas. "I need you."

Begitu saja, berhasil meruntuhkan Juni Mega.

.

"Mau jalan - jalan kemana?"

Ini Juni yang baru keluar dari goa apa gimana, ya? Kok dia baru sadar bisa punya cowok seganteng ini sih???

Serius. Zav dengan kaos tanpa lengan, boxer selutut terus pakai topi kok malah nambah kesan plus - plus di mata Juni ya?

Rasanya dia pengin bilang nggak jadi aja jalan - jalannya, karena nggak mau berbagi kegantengan Zav di luar sana! Karena Zav seganteng ituuu!

"Zav.." Juni merengek kecil. "..lo napa cakep banget sih aelah! Jalan sama gue doang ini, ngapain cakep - cakep sih?" Dia membalas ucapan Zav hari itu.

Zav mendengus kecil. Dia menyentil pelan kepala Juni yang sudah dibungkus helm. "Naik lah."

Dia berdecak pelan karena panas. "Udah?"

Juni mengangguk. Karena sekarang dia udah nggak malu - malu lagi, Juni langsung melingkarkan tangannya di pinggang Zav, memeluk erat cowok wangi ini sehingga baunya langsung menyebar ke Juni.

Buat yang satu ini, Juni mungkin harus berpikir beribu kali buat ngelepasinnya begitu saja.

.

to be continued

.

cut. mau nampilin yang manis-manis duluu hehehe. kemaren gua suruh lo siap-siap buat jatuh cinta, kalo sekarang udah siap-siap buat patah hati belom? heheg

Juni Mega & The CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang