part paling membakarrrr sejauh inii ☺👊🏻 enjoyyyy!
☔ t i g a s e m b i l a n. Zav's World
Bagi seseorang yang pernah merasakan meledaknya hormon oksitosin menghadirkan gelitikan kupu-kupu di sisi perut, memberi perasaan seolah dunia milik berdua. Juni rasanya egois ingin merasakan perasaan cinta sepanjang hidupnya, dengan Zav di sisinya. Benar kata Zav, dia harus mengacuhkan segala persepsi umur seseorang tentang pasangan. Toh, mereka tidak melakukan kejahatan yang merugikan orang lain dengan perasaan cinta tersebut.
Jadi, akan Juni rekam baik-baik suasana indah malam itu.
Penerangan lampu yang remang-remang, hanya cahaya dari arah dapur, bunyi air dari mesin akuarium yang membuat suasana malam mereka lebih damai dan tidak sunyi, detak jam yang berirama dengan irama jantung. Juni suka semuanya malam itu. Wangi Zav, kulit Zav, deru napas Zav, sentuhan Zav, ciumannya, pelukannya, tatapannya yang memuja Juni seolah dia cewek paling cantik di dunia.Cantik. Tapi Zav memang bilang begitu, usai melepaskan ciuman mereka dan menyelipkan anak rambut Juni ke belakang telinga. Jadi, Juni pantas merasa cantik.
Juni terkekeh kecil merasakan usapan Zav di hidungnya.
Dia menarik rahang Zav lagi untuk kembali menciumnya, sehingga Zav menunduk dengan senang hati. Juni merasa dicintai, disayangi, dan diberikan segala perhatian yang menumbuhkan bunga-bunga bermekaran. Dia suka posisi ini. Ketika dia bisa melihat Zav dari bawah sini, tidur di paha Zav dengan cowok itu memangkunya. Juni tersenyum malu dan memiringkan wajah hingga hidungnya menyentuh perut Zav yang keras.Juni terkekeh kecil. Telunjuknya bergerak menyusuri garis perut Zav membuat cowok itu menahan napasnya. "Keras banget, kamu masih suka pergi gym?" tanya Juni menatap Zav dengan pupil besarnya. "Nanti ajak aku yah?" Juni mengedipkan mata beberapa kali, sengaja bertingkah genit, buat Zav menelan salivanya susah. "Mau ikutt."
Persis seperti anak kecil yang mengekori ayahnya.
Juni bangkit dari duduknya. Zav membantu cewek itu untuk bangun, sehingga mereka duduk saling hadap-hadapan. Juni melihat ke depan, ke arah ikan-ikan Zav yang berenang dengan tenang, atau ke arah televisi yang mati, apapun untuk menghindari tatapan Zav. Sementara cowok itu menatap Juni karena tidak mau melewatkan kesempatan untuk bersama Juni di malam yang indah itu. Memandangnya dari dekat, melihat bahunya yang naik turun seirama dengan deru napasnya, memberikan kesan cantik sekali di mata Zav. Rasanya Zav ingin bergerak lebih dekat tetapi ia menahannya.
Juni menoleh, sedikit mendongak untuk menatap mata Zav. "Lagi,"
Zav menaikkan alis. "Apanya?"
"Cium lagi," ucap Juni. "Aku suka."
Zav menurutinya, menciumnya lembut seperti yang Juni mau. Katakan lagi, katakan apapun maka Zav akan menurutinya semuanya demi Juni.
Juni semakin tersenyum merekah. Dia duduk semakin merapat sehingga lutut keduanya bertemu. Juni tersenyum membuat Zav menatapnya semakin lekat, memegangi pinggangnya yang ramping. Juni mengulurkan tangannya, menyingkirkan poni yang menutupi dahi Zav membuat cowok itu memejamkan matanya, menikmati sapuan Juni.
Mereka berdua saling menatap. Mata Zav turun memandang wajah Juni intens, memandangnya seolah Juni akan pergi ketika dia melepas tatapannya. Zav menikmati ekspresi itu. Sial, cantik banget cewek gue.
"Rambut kamu."
"Hm?" Zav memejamkan mata membiarkan Juni mengatur-atur rambutnya. "Kenapa?"
"Udah panjang, nggak gerah apa?" Juni memasukkan jemarinya di sela-sela rambut Zav, sedang si cowok diam memejamkan mata sambil menikmati sapuan Juni yang bikin ngantuk. "Aku lebih suka kamu botak, lucu."
"Iya, ntar di botakin."
Apapun untuk kamu, istilahnya gitu kalau orang bucin.
Suara air akuarium membuat suasana jadi lebih tenang. Keduanya sama-sama terbawa suasana yang damai, menghantarkan perasaan cinta yang sedang membuncah. Juni menyender di kaki sofa sambil memejamkan mata dan Zav yang memperhatikan.
Juni membuka matanya.
Juni menoleh, menatap Zav lagi dengan tatapan yang sama. Zav sadar dengan tatapan itu namun dia tetap duduk dengan tenang tanpa mengalihkan mata. Juni berdehem sekilas karena mulai kepanasan. Sementara Zav masih belum mengalihkan tatapannya. Dia menatap Juni dengan senyum simpul, lalu mengulurkan tangannya untuk mengusap leher Juni membuat cewek itu menarik napas dalam namun tetap mencoba untuk duduk tenang. Tangan Zav naik mengusap kepala belakang Juni selagi mata cewek itu memejam, padahal di sisi tubuh kedua tangannya sudah mengepal erat. Zav menggunakan jari-jarinya untuk masuk ke dalam rambut mengusapnya secara perlahan. Menatap Juni penuh arti."Juni," panggil Zav.
Perasaan yang masih sama, getaran setiap mendengar Zav memanggil namanya. "Heem??"
Zav menimang tangan Juni yang dia genggam, dan dibawa mendekat ke bibir untuk dicium, membuat Juni semakin kepanasan dan berteriak kencang dalam hati.
Zav tersenyum mengecup punggung tangan perempuan yang dengannya Zav melihat masa depan.
"Aku sayang sama kamu, Jun. Tapi kenapa orang selalu menyepelekan perasaan masa kecil, katanya itu cuma cinta monyet." Juni mengerjap lemah dan menahan napasnya. "Dan awalnya aku percaya. Tapi bertahun-tahun denial dengan perasaan suka anak kecil, aku jelas melihat kamu dengan tatapan berbeda. Bukan sekedar tatapan adik kepada kakaknya. Tapi aku mau miliki kamu, Jun. Mau mendengar orang-orang panggil kamu dengan sebutan Nyonya Zav. Pasti lucu," Zav terkekeh membuat Juni semakin jatuh hati. "Pengen liat kamu kewalahan ngurus anak-anak kita bareng aku, pengen dimasakin kamu tiap hari, diurusin kamu, mau jagain kamu, mau gantiin tugasnya ayah kamu," Juni menipiskan bibirnya dan memegang dadanya setiap Zav berucap kata yang Juni pikir tak akan keluar dari mulut cowok itu. "Aku nggak mau gagal lagi, aku nggak mau kecewa lagi karena aku salah langkah dan berujung melepas kamu kayak kemarin-kemarin. Jadi sebelum terlambat," Zav menggenggam tangannya semakin membuat perasaan Juni menghangat. Dengan tatapan cintanya, cowok itu berujar, "Ayo nikah sama aku."
.
to be continued
.
AKKKKK!!! INI KAN YG LO MAUUU??? 🙈🙉
SAMA. GUE JUGAKK! gilak nungguinnya harus 40 bab duluu. gak usah pakai mikir lagi jun, kepalang bilang— yess?? YOKK BISAA YOKKK #menolaksad🔥thankyouu yah buat yg selalu voteee~
KAMU SEDANG MEMBACA
Juni Mega & The Crush
Romancezav & juni | end | childhood bestfriend "I have loved you since we were children." Juni Mega & The Crush. Berkisah tentang Juni, pekerja 24 tahun yang sedang didesak menikah oleh ibu dan tentang hubungannya dengan Zav, tetangga brondong semasa kecil...