3|Emas

36.5K 3.7K 128
                                    

"Isn't it just so pretty to think all along, 
there was some invisible string tying you to me?"

invisible string - Taylor Swift

Hana tidak mengerti apa yang baru saja terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana tidak mengerti apa yang baru saja terjadi. Kurang dari dua minggu lalu dia memutuskan hubungan dengan mantan bos yang gagal menjadi tunangannya dan sekarang di sini, Hana kencan makan siang dengan bos barunya. Jika hubungan pribadi dimasukkan ke dalam resume miliknya, sudah pasti milik Hana tidak akan terlihat bagus.

Tapi, beberapa jam yang lalu Arthur duduk di depannya. Memakan burger dengan santai dan mengajaknya bicara seperti dia tidak menghancurkan tiga puluh menit pertama sesi perkenalan diri mereka di restoran hotel sebelumnya. Hana benar-benar malu, jika saja tidak akan menyinggung Arthur, wanita itu akan segera pergi.

"Gak suka burgernya?" Pertanyaan Arthur membawa Hana kembali ke kenyataan. Tangannya masih memegang kentang yang sama selama dua menit, tidak mencelupkannya ke saus maupun memakannya.

"Maaf." Hana melanjutkan makannya, memikirkan lamaran Arthur yang terjadi kurang dari satu jam lalu. Namun, akhir dari pikirannya berujung di lamaran yang lain. Mengingat lagi bagaimana Vian dengan gugupnya meraih tangan Hana dari seberang meja, mengingat hal itu saja sudah membuat Hana hampir tertawa. Berbeda dengan Arthur yang begitu percaya diri untuk melamarnya ketika baru saja bertemu. Pemikiran yang membuat Hana penasaran dan akhirnya bertanya, "Arthur bisa menikah sama siapa pun. Kenapa saya?"

Pertanyaan logis. Arthur memiliki wajah yang tampan, karir yang sangat bagus, dan keluarga yang terpandang. Tidak akan sulit baginya jika ingin mendapatkan pasangan dari kalangan artis sekalipun.

"Kenapa Tony Stark pilih Pepper Potts?" tanya Arthur secara retorikal. Hana tertawa kecil mendengarnya dan dibalas seringai milik pria di hadapannya. "Saya bukan Gwyneth Palthrow."

"Saya juga bukan Robert Downey, jadi kenapa Hana setuju nikah sama saya?"

Hana tersenyum simpul lalu menggelengkan kepalanya. "Saya gak tahu."

Wanita itu menenggelamkan wajahnya ke bantal mengingat perkataan Arthur sebelum dia turun dari mobil. Berpikir bagaimana caranya mengatakan bahwa ada laki-laki tidak dikenal ingin bertemu dengan keluarganya. Saya mau ketemu keluarga kamu minggu depan.

Tidak tersadar, Hana menggeram cukup keras disambung oleh langkah kaki yang terburu-buru mengarah ke kamarnya. Ketika bangkit dari posisinya, ibunya sudah berdiri di depan pintu kamarnya sembari memegang spatula. "Hana, kenapa?"

"Ada yang mau ke rumah minggu depan, mau ketemu Ibu," jawab Hana setelah menatap ibunya dan tidak mengatakan apa pun selama tiga puluh detik.

Dena—ibu Hana-berkedip beberapa kali. "Cowok?"

Hana hanya menghela napas dan mengangguk sekali. Setelah mendengar itu ibunya melesat kembali ke dapur dan sebelum Hana sadar apa yang akan dilakukan ibunya juga berhasil mengejar, suara notifikasi muncul di ponselnya. Dalam grup chat keluarga besar Hana ada pesan baru dari ibunya yang mengatakan bahwa Hana membawa laki-laki ke rumah untuk dikenalkan.

Jam Tangan Milik Arthur ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang