Semenjak kematian sang ayah tahun lalu, Arthur meninggalkan sekolah doktornya di London dan berkutat dalam keseharian sebagai penerus perusahaan milik kakeknya, Riezky Syah. Didahului oleh salah satu adik kembar ke pelaminan, Arthur membuat ibunya k...
"偽りで出会えた We met through a lie, 僕らは何一つも. We had nothing."
正しくなれない (Can't be Right) - ZUTAMAYO
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pecahan gelas itu terdengar saat Hana dan Arthur sedang menyapa Samuel. Hana dan Arthur menghampiri asal suara dan Hana berbisik pada Arthur, mengharapkan tidak ada yang terluka. Jika saja masalahnya memang sesimpel itu.
Arthur mengepalkan kedua tangan. Ketika hari yang seharusnya menjadi kesempatan untuk menjadi salah satu hari bahagia di hidup Hana, lagi-lagi dikacaukan oleh pria di hadapan Arthur. Karena dalam satu situasi itu, Arthur, Hana, Vian, dan Gendhis tahu. Semua sadar ketika mata Vian dan Gendhis bertemu dan raut wajah mereka berubah. Arthur menelan ludah, tidak menyangka hal seperti ini harus terungkap di resepsi pernikahannya.
Tetapi, Arthur harus tetap tenang, ini pernikahannya dan Hana. Matanya melirik ke arah Hana yang terlihat masih syok, lalu Gendhis dan Vian yang sekarang menatap Hana dengan tatapan bersalah. "Kita sebaiknya bicara di private room—"
Ucapan Arthur terpotong oleh gerakan kecil Vian yang tidak sengaja ia lihat. Hanya gerakan kecil. Pria di depan Arthur menatap Kou yang digendong oleh Gendhis, lalu memalingkan muka, hanya itu. Lalu kenapa gerakan remeh itu membuat emosinya membuncah?
Pengakuan Gendhis dua minggu lalu di hadapannya dan Hana masih terdengar jelas di telinga. Bagaimana Gendhis mengatakan bahwa dirinya lebih baik mati saat itu. Tangan Arthur semakin mengepal kuat, tidak lagi peduli bahwa ini adalah resepsinya dan bahwa Arthur harus berlutut meminta maaf pada Hana setelah ini. Tetapi, belum saja Arthur melangkah maju, bayangan putih melesat di depannya. Dalam balutan gaun yang memiliki warna senada dengan jas milik Arthur, Hana menarik dasi Vian dan menampar pria itu dengan keras. Cukup keras hingga Vian kehilangan keseimbangannya.
"You, Scum!" geram Hana sebelum tangannya terangkat dan akan memukul Vian lagi. Arthur tepat waktu untuk menahan tangan Hana dan menjauhkan istrinya itu dari Vian.
"Udah, Hana," bisik Arthur, meski dirinya sendiri pun masih mengatur napas untuk menahan emosinya yang sempat berada di ujung tanduk mengetahui orang yang mengacaukan hidup dua wanita yang disayanginya adalah orang yang sama.
Hana masih mencoba melepaskan lengannya dari genggaman Arthur, tetapi ketika Kou mulai menangis, kesadarannya seperti kembali. Dia melirik Kou, kemudian menyadari tatapan dari sekelilingnya.
Arthur sendiri tidak tahu harus melakukan apa ketika ia sendiri pun hampir melakukan hal yang sama pada Vian. Kejadian yang terbayang tidak berjalan sesuai keinginannya di hari pernikahan Arthur dan Hana tidak lebih dari Arthur yang kikuk dan menjatuhkan cincin kawin, Samuel yang memberikan pidato memalukan mengenai dirinya, atau Vian yang menyanyikan lagu patah hati untuk Hana.