"There's not much comfort in this place.
I'll keep you safe, when you can't fight the bitter taste."Safe - Daya
Arthur hampir selesai berbincang dengan Dena yang begitu bersemangat membicarakan detail pernikahan anak gadisnya. Calon ibu mertuanya itu berkata lebih senang membicarakannya dengan Arthur karena Hana selalu menghindari pembicaraan mengenai itu. Memang karena permintaan Kakek Rie, Arthur dan Hana akan menikah dalam waktu tiga minggu—setelah negosiasi seakan pernikahan sekali seumur hidup itu merupakan proyek kerja.
Tetapi, sejak Arthur menyematkan ulang cincin pertunangan di jari manis gadis itu satu jam lalu, Hana menghilang dari pandangannya, atau Arthur yang langsung dihadang oleh Dena dan keluarga Hana yang lain untuk diajak berbincang. Pesta lamaran yang seharusnya semakin mendekatkannya dengan Hana malah membuat gadis itu lenyap seperti ditelan bumi.
Pria itu tahu Hana tidak suka keramaian, untunglah Arthur dapat meyakinkan ibunya untuk tidak tidak mengundang terlalu banyak orang. Tidak ada teman-teman atau kolega, hanya keluarga terdekat Arthur dan Jaquelline—yang di ujung mata Arthur begitu melekat pada June. Mungkin agar adiknya itu tidak kabur lagi sejak kepulangannya beberapa hari lalu. Meski begitu, tetap saja Hana tidak bisa ditemukan dalam jarak pandangnya. Setelah tambahan lima menit membicarakan make up artist yang ditawarkan Dena—yakinnya Arthur bahwa Hana tidak akan peduli, ia mengundurkan diri karena ingin mencari Hana. Arthur tidak menemukan gadis itu di mana pun setelah berkeliling hampir seluruh ruangan umum ruas lantai satu dari rumah Alta dan berniat mencari ke dapur, mungkin Hana ingin dibuatkan minuman yang tidak ada di prasmanan ruang tengah.
Baru saja akan melangkah ke dapur, Arthur mendengar ibunya memanggil. "Arthur mau cari Hana dulu, Ma." Sedikit memelas, Arthur ingin sekali ibunya untuk tidak menghentikan pencariannya.
"Di kamar kamu. Tadi Mama liat dia gak nyaman, jadi Mama nyuruh dia pergi ke balkon kamar untuk cari udara," jelas Alta. Tanpa membalas apa pun, Arthur tersenyum kemudian mengecup pipi Alta dan segera menuju ke lantai dua.
Namun, pemandangan di lorong depan kamar Arthur membuat langkahnya terhenti di tempat. Gaun putih dengan potongan rok A-line Hana yang begitu cantik dipakai gadis itu terkulai di lantai sementara pemakainya menyandarkan dahi ke lutut. Kedua tangan Hana mengikat kakinya agar tetap menekuk kokoh untuk dijadikan sandaran.
Arthur memelankan langkahnya, lalu membuka jas untuk menutup lengan Hana karena mulai bahu hingga pergelangan tangan hanya tertutup brokat. Ketika Arthur duduk di samping Hana, gadis itu melihat ke arahnya, kemudian memeluk erat jas Arthur di sekeliling tubuhnya. "Aku sebentar lagi kembali ke bawah."
Sejujurnya, setelah melihat wajah Hana saat mengatakan itu, Arthur tidak yakin. Bulir-bulir peluh terbentuk di dahi dan saat Arthur mencoba menggenggam tangan Hana, terasa begitu dingin. Pria itu tahu tunangannya baik-baik saja secara fisik, tidak enak badan bukanlah yang dirasakan Hana sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jam Tangan Milik Arthur ✔
Storie d'amoreSemenjak kematian sang ayah tahun lalu, Arthur meninggalkan sekolah doktornya di London dan berkutat dalam keseharian sebagai penerus perusahaan milik kakeknya, Riezky Syah. Didahului oleh salah satu adik kembar ke pelaminan, Arthur membuat ibunya k...