"If I never laid eyes on you,
Would I feel something missing?
If you never laid eyes on me,
Would you know something's gone?"Happy Accident - Saint Motel
Hana pikir mendengar suara dari luar kamar dan membuka matanya. Dia hampir saja langsung bangkit jika tidak ingat Arthur ada di sampingnya, menggelung dan memeluk tubuh polos Hana dari belakang.
Namun, mengingat bahwa Mala—asisten rumah tangga Arthur—seharusnya datang setelah Hana dan Arthur berangkat kerja membuat Hana waswas. Hana bergerak sepelan mungkin, mencoba tidak membangunkan Arthur dan mengambil pakaian yang paling dekat dengannya yaitu kemeja Arthur, kemudian memakainya setelah mengenakan pakaian dalam. Untungnya, tidak begitu pendek, kemeja Arthur jatuh beberapa sentimeter di atas lutut.
Dia mengintip dari balik pintu kamar dan tidak melihat siapa pun, tapi lagi-lagi terdengar suara orang berbisik—yang tampaknya dari lantai bawah—membuat jantung Hana semakin berdebar. Belum sempat Hana mencari benda untuk dijadikan senjata, suara teriakan seorang pria membuat Hana terlonjak di tempat.
Hana melihat horor ke arah pria yang teriak tadi dan melihat ternyata pelakunya adalah June yang sekarang menutup mata dengan tangannya sambil terus berteriak. Adik Arthur itu lalu berputar arah dan berjalan ke bawah, kali ini meneriakkan hal lain, "Mama! Kakak habis begituan sama Kak Hana!"
"Apa, sih, pagi-pagi udah ribut." Hana terlepas dari rasa terkejut ketika mendengar suara Arthur di belakangnya. Suaminya itu lalu menggenggam tangan Hana dan memasukkannya ke dalam lengan handuk kimono yang dipegang Arthur, memakaikannya pada Hana hingga mengikat tali di depan tubuh Hana. "Lain kali jangan keluar kamar pakai baju begitu."
Arthur kemudian mencium dahi Hana, tangannya menyentuh wajah Hana dan mengelus Hana menggunakan ibu jari. "Cuci muka dulu sana, nanti sarapan bareng. Kayaknya ada Mama."
Hana baru menyadari keadaan pakaiannyalah yang menjadi sumber teriakan June tadi dan dia merasakan perlahan darah naik ke wajah. Dia terburu-buru masuk kembali ke dalam kamar untuk mandi yang cukup untuk masuk MURI dan berganti baju sebelum menyusul Arthur ke lantai bawah.
Ketika Hana tiba di sana, matanya membulat menatap seorang wanita yang ada di samping Alta. Bukan, bukan Jaqueline yang sedang berceloteh ria tentang pentingnya seks ketika baru menikah pada June. Itu juga mengejutkan, tapi tidak semengejutkan Gendhis yang sedang menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa Hana artikan.
Gendhis langsung menghampiri Hana dan Hana hanya bisa terpaku di tempatnya, sampai Gendhis memeluknya erat. "Hana, maafin aku. Maafin aku."
Wanita yang memeluknya terus mengulang kalimat itu untuk beberapa saat dan Hana masih mencoba mencerna apa yang terjadi. Hana benar-benar tidak tahu kenapa Gendhis meminta maaf padanya, beberapa hari lalu Hana begitu yakin bahwa Gendhis marah padanya dan dia tidak akan diizinkan untuk bertemu lagi dengan Kou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jam Tangan Milik Arthur ✔
RomanceSemenjak kematian sang ayah tahun lalu, Arthur meninggalkan sekolah doktornya di London dan berkutat dalam keseharian sebagai penerus perusahaan milik kakeknya, Riezky Syah. Didahului oleh salah satu adik kembar ke pelaminan, Arthur membuat ibunya k...