14|Intravena

20.2K 2.5K 49
                                    

"Sweeter than the sweetest chapter one, just wanna feel like it's the best and the last."

Handcuffed - Nulbarich

Arthur masih memikirkan Hana ketika berjalan ke ruang rapat keesokan harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arthur masih memikirkan Hana ketika berjalan ke ruang rapat keesokan harinya. Matanya sedikit lelah dan kepalanya sedikit pening karena tidak bisa tidur hampir semalaman.

Setelah datang ke rumah mamanya, Arthur diminta Alta untuk mencarikan hotel untuk Jaquelline. Tetapi, selama perjalanan ia mengabaikan Jaquelline karena kepalanya sudah diisi oleh Hana karena ketika datang ke apartemennya, Hana seperti akan membicarakan sesuatu.

Harusnya aku gak biarin dia pergi.

Arthur duduk di ruang rapat dan sedikit memijit-mijit lehernya yang terasa kaku, kemudian meminta salah satu office boy untuk membuat kopi sembari memeriksa memo rapat hari itu yang ia lupa tidak cek sebelumnya maupun tidak ditanyakannya pada Rubi.

Namun, matanya membulat ketika membaca salah satu topik diskusi, perubahan bylaws. Menguntungkan, terlalu menguntungkan untuk salah satu pria yang duduk di meja sisi lain ruangan. Arthur akan menadatangani rencana gubahan tanpa berkedip, jika saja situasinya tidak seperti ini.

Arthur bungkam higga akhir rapat karena tidak mau membuat kejadian yang tidak perlu. Begitu kembali ke ruangannya, ia menatap Rubi dengan tajam dan memberinya anggukan kecil ke arah ruangannya. Jika Arthur sudah bersikap begitu, Rubi paham bahwa ada hal serius yang harus dibicarakan.

"Kamu kenapa gak bilang ada perubahan ini?" Arthur meletakkan memo rapat yang hampir rikas karena digenggamnya erat dengan bunyi berdebum di meja. Rubi tidak menjawab beberapa lama malah terlihat jengkel dan hendak mengatakan sesuatu, tetapi sebelum Rubi sempat membela diri Arthur sudah memerintahnya, "Panggil Sarah! Bawa yang tanggung jawab soal perubahan ini ke sini. Sekarang!"

Rubi mendelikkan mata sambil mengembuskan napas dengan sebal dan berbalik. Sementara itu, Arthur duduk bersandar di kursinya dengan jari-jari yang mengapit tulang di antara matanya. Menyalahkan dirinya sendiri bahwa seharusnya Arthur fokus pada pekerjaannya saat ini ketika sang pelaku penggelapan dana sudah di depan mata, bukannya sibuk mengurusi perempuan. Board meeting tidak lagi bisa dilakukan hingga pertengahan triwulan depan sementara sang pelaku akan pensiun dalam dua bulan sehingga tidak mungkinnya dilakukan pemecatan seorang eksekutif.

Tidak lama, beberapa pasang suara sepatu hak menuju ke arahnya dan Arthur pun membuka mata. Mendapati Rubi dan Sarah berdiri di sana, tapi satu orang yang Arthur tidak sangka akan bertemu lagi dalam situasi seperti ini, Hana.

"Kenapa kamu masukkan ini ke rapat tanpa persetujuan saya?" Arthur menujukan pertanyaan itu untuk Sarah yang terlihat bingung.

"Sesuai prosedur, saya ajukan ke CSO dan di-approve—"

Arthur memotong perkataan Sarah dengan memalingkan wajah dan helaan napas kasar. "Marten yang bertanggung jawab untuk embezzlement A8 dan bylaws ini buat dia tetap dapat share dan hak untuk vote bahkan kalau di dipenjara sekalipun setelah pensiun, tentu saja dia approve! Sekalian saja beri honorary position agar ada jajaran eksekutif hononary yang narapidana!"

Jam Tangan Milik Arthur ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang