"It's funny how they say when you find someone
heart speeds up, time slows down."Here With Me - Elina
"Begitulah, Hana. Aneh sekali anaknya. Pernah beberapa tahun lalu dia sengaja inap sendiri di hotel, Ibu buat kejutan dengan nyamperin dia, lalu dia nangis. Ibu kira dia nangis terharu, taunya dia marah sama Ibu. Hana bilang ingin tenang sendiri karena lagi mumet. Tapi, masa ulang tahun malah senang menyendiri, kan, aneh, ya? Harusnya dirayakan sama-sama."
Terdengar samar suara kekehan Arthur. "Tiap orang beda, kok, Bu. Mungkin karena Hana tipe yang seneng sendiri, mungkin ngomong aja sudah capek."
"Iya, dia pernah bilang gitu ke Ibu. Ibu, sih, gak ngerti, padahal dulu sewaktu kecil Hana cerewet sekali. Gak bisa diem." Di sudut mata Hana, Arthur terlihat tersenyum dan mengangguki perkataan Dena. "Kalau lagi sama kamu diem-diem juga?"
Ruangan senyap untuk beberapa saat sebelum Arthur menjawab, "Enggak, Bu. Saya nyaman dengan Hana yang sekarang. Hana memang gak banyak basa-basi, kalau kami ngobrol selalu yang perlu atau topik yang kami berdua suka."
Hana tersenyum kecil dengan jawaban Arthur yang dipikirkan matang-matang itu, hingga ibunya mulai bicara lagi, "Aduh ... senang kalau Arthur perhatian begini sama Hana. Jadi, kapan Arthur mau ke ruma—"
"Bu," sela Hana. Ingin mengindikasikan dirinya sudah bangun.
Hana melihat Ibunya bangkit dari sofa kemudian menghampirinya, bertanya macam-macam mulai dari keadaan hingga pertanyaan memalukan seperti ingin mandi. Mungkin lupa bahwa Arthur ada di sini atau memang sengaja karena Arthur ada di sini. Arthur sendiri mungkin menyadari situasi dan pamit untuk pergi ke kantor, meski sebelumnya meminta Hana untuk mengambil cuti sakit selama dua hari.
"Siang nanti aku ke kantor," ujar Hana dengan nada tegas.
Arthur tertawa kecil sembari meremas tangan Hana pelan. "Nanti aku bilang ke satpam kalau ngeliat kamu harus diusir."
Hana menatap Arthur dengan tidak suka dan pria itu hanya tertawa kecil dan salam kepada Dena sebelum menghilang dari pandangan yang tertuju ke lorong rumah sakit. Matanya beralih setelah beberapa saat ke arah Dena yang sedang tersenyum begitu lebar dengan mata terbuka lebar sehingga membuat Hana cukup takut karena mereka sedang ada di rumah sakit. Tetapi, alih-alih meraung dan mengaku dirinya macan, Dena setengah berteriak pada Hana, "Cepet nikah sama Arthur, Hana! Keburu lewat nanti siapa lagi yang mau sama kamu."
Tidak ingin emosi ketika baru saja bangun, Hana hanya mengembuskan napas dan mengambil baju ganti dan masuk ke dalam kamar mandi tempat inapnya sembari menyeret tiang infus. Dia menatap bayangannya di cermin dan tertawa remeh. Menggelikan, seumur hidupnya Hana tidak pernah sekalipun masuk rumah sakit sejak lahir, tidak pernah check up, tidak pernah masuk UGD selain ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jam Tangan Milik Arthur ✔
Roman d'amourSemenjak kematian sang ayah tahun lalu, Arthur meninggalkan sekolah doktornya di London dan berkutat dalam keseharian sebagai penerus perusahaan milik kakeknya, Riezky Syah. Didahului oleh salah satu adik kembar ke pelaminan, Arthur membuat ibunya k...