"No more keepin' score now I just keep you warm,
No more tug of war now, I just know there's more.
And my waves meet your shore,
Ever and evermore."long story short - Taylor Swift
"Teh Gemma gak ke kantor?" tanya Hana basa-basi.
Setelah lima belas menit berpura-pura sibuk dengan memeriksa dokumen, berdalih pada semua orang di ruangan ingin memeriksa salah ketik untuk dokumen yang hanya tiga lembar itu, Hana tidak tahan lagi. Arthur bisa-bisanya meninggalkan Hana dengan alasan ingin berkonsultasi mengenai kondisi Hana dengan Alta dan dokter di luar. Hana menahan geram, kesal karena dia tidak bisa memberi alasan ingin istirahat ketika Hana sendiri memaksa untuk bekerja dari ranjang rumah sakit.
"Hari jadi firma, jadi hari ini libur," jawab Gemma singkat. Wanita itu terlihat tersenyum kecil, menatap balik Hana yang mengintipnya dari balik layar laptop. Gemma dan Gendhis berdiri di samping kaki ranjang Hana sementara Vian terlihat duduk di sofa bagian tengah ruang inap, memperhatikan Hana sama dengan dua wanita di hadapannya.
Astaga, awkward banget.
Hana ingat terakhir kalinya dia melihat Gemma adalah di hari pernikahannya. Minggu demi minggu berlalu dan Hana belum terpikirkan untuk menghubungi Gemma kembali. Memang salahnya, tapi Hana pun tidak tahu harus memulai dari mana untuk memperbaiki hubungannya dengan Gemma. Mengingat Hana yang masih bersikap tidak acuh pada Vian bahkan setelah duduk masalah itu jelas, Hana tidak tahu apakah Gemma akan memaafkannya atau tidak.
"Teteh dengar dari Tante Alta, kamu hamil. Selamat, ya, Hana," tutur Gemma. Hana mengembuskan napas, tidak mungkin Hana bisa terus bersembunyi di belakang laptop. Setelah menutup layar, Hana dapat melihat jelas Gemma dan Gendhis yang terlihat tersenyum senang bercampur dengan tatapan bersalah. "Makasih, Teh."
"Selamat ..., Hana," Gendhis yang bersuara kali ini, terlihat tangannya meremas kaki ranjang. Mungkin gugup mengingat pertengkaran mereka dua minggu lalu. Dia tersenyum, Hana tidak bisa marah dan menyalahkan Gendhis jika Vian ingin bertemu dengannya dan Kou, bagaimanapun juga, ayah Kou adalah Vian. Namun, Hana sedikitnya ingin Gendhis memahami bagaimana hubungannya dengan Vian akan menjadi contoh bagi Kou dan anak-anak asuhnya.
Lalu, Hana menanyakan kabar Kou yang membawa senyum ke bibir Gendhis. Dengan bersemangat, wanita itu menceritakan bahwa Kou sudah bergerak-gerak saat tidur bersamanya di tempat tidur yang luas. Mata Kou juga sudah terlihat begitu bening dan kerap kali tersenyum saat menonton kartun anak-anak. Mendengar itu, Hana menahan tawa. Dia membayangkan Kou menonton Nick Jr. di pangkuannya. Hana ingin sekali melihat Kou lagi begitu keluar dari rumah sakit.
Saat Hana berhenti tertawa setelah mendengar cerita Gendhis yang panik saat dia bangun dengan Kou yang sudah hampir sejajar dengan kakinya, Gendis menggigit bibirnya, lalu berkata, "Hana, aku ... aku terima lamaran Liv."
KAMU SEDANG MEMBACA
Jam Tangan Milik Arthur ✔
RomanceSemenjak kematian sang ayah tahun lalu, Arthur meninggalkan sekolah doktornya di London dan berkutat dalam keseharian sebagai penerus perusahaan milik kakeknya, Riezky Syah. Didahului oleh salah satu adik kembar ke pelaminan, Arthur membuat ibunya k...