Halo,
Di penghujung cerita Hana dan Arthur ini, aku mau mengucapkan terima kasih kepada yang sudah mendukung dalam bentuk reads, vote, komentar, menambahkan cerita ini ke daftar bacaan kalian.
Sebenarnya aku benar-benar gak tahu awal memulai cerita ini dari mana, jalan ke mana, dan akhirnya ke mana. Meski beberapa bagian plot memang terencana dari awal, tapi ada puluhan versi bagaimana cerita ini tertulis di kepalaku, emosi apa yang mau aku sampaikan, uneg-uneg apa yang gak pernah aku bisa sampaikan ke orang lain, aku tulis di sini dalam berbagai bentuk.
Setelah ini, mungkin aku gak akan pernah baca ulang Jam Tangan Milik Arthur secara utuh, ini bukan cerita yang kutulis karena memang ingin kubaca seperti Sunshower. Ada beberapa bab yang too close to home dan aku gak mau mengulanginya walau dalam bentuk kata-kata. Meski berakhir bahagia, kejadian yang menyakitkan akan tetap terasa sama jika diingat.
Still, I hope you guys enjoy it.
Karena extra part sudah, aku mau iseng buat Q&A (mirip-mirip Q&A Sunshower). Kalau kalian punya pertanyaan, ditampung dulu aja melalui inline comment di bawah, ya.
Dipublikasinya kapan-kapan.
For me:
For the characters (name them):
See you :)
With love,
Mee
KAMU SEDANG MEMBACA
Jam Tangan Milik Arthur ✔
Roman d'amourSemenjak kematian sang ayah tahun lalu, Arthur meninggalkan sekolah doktornya di London dan berkutat dalam keseharian sebagai penerus perusahaan milik kakeknya, Riezky Syah. Didahului oleh salah satu adik kembar ke pelaminan, Arthur membuat ibunya k...