CHAPTER 5 - My Doctor

13.5K 546 12
                                    

Ahza tersenyum melihat cincin yang melingkar di jarinya, dia sendiri tak menyangka dirinya akan menjadi istri Arka dalam 1 bulan lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ahza tersenyum melihat cincin yang melingkar di jarinya, dia sendiri tak menyangka dirinya akan menjadi istri Arka dalam 1 bulan lagi.

"Segitu senengnya ngeliatin cincin sampe senyum-senyum sendiri ya" ucap Arka.

"Ehm, apaan sih. Udah mandinya?"

"Udah lah, geser dong" Ahza menggeser duduknya di sofa. "Lebih geser lagi ke ujung" ucap Arka.

Ahza yang kebingungan hanya bisa menurut toh ini bukan apartmentnya, sengaja pagi-pagi datang ke apartment Arka untuk bahas beberapa hal tentang pernikahan karena sorenya mereka akan pergi untuk fitting baju pengantin.

Arka merebahkan diri di sofa dengan kepalanya berada di paha Ahza. "Ahh enak disini" sambil memejamkan mata.

"Eh..." ucap Ahza dengan gugup tiba-tiba Arka bersikap seperti itu.

"Bentar, Mas cape banget abis jaga malem di rumah sakit, bentar aja gak apa-apa kan gini?"

"Ehm, iya" Ahza yang gugup langsung memainkan ponselnya, Arka tersenyum geli melihatnya.

"Gimana kemarin cek gedung sama Ibu?"

"Gedungnya udah oke ko, untung kemarin aku jaga malem jadi siangnya bisa cek gedung, hari ini aku cuti, seneng banget udah gak sabar pengen coba baju pengantinnya" jelas Ahza, Arka kembali tersenyum mendengarnya.

"Gak sabar mau coba baju pengantinnya atau gak sabar jadi istri Mas?" Dengan mata tertutup Arka bertanya. Rona merah terlihat oleh Arka saat dirinya mengintip untuk melihat wajah Ahza. "You're blushing" Arka tertawa. "Mas gak pernah tau kalo kamu bisa segemes ini, selama hampir 15 tahun temanan baru kali ini liat kamu kayak gini"

"Gini gimana?" Tanya Ahza penasaran.

"Ya gini" Arka tertawa.

"Gimana gini tuhh? Ah gak mau, jelasiiin dulu" dengan nada manja.

"Ya Mas kenal Ahza yang ceria dan sangat percaya diri, baik didepan dokter lain maupun didepan wali pasien dan tentu saja diruang operasi, you always impressed me. Bahkan kamu akselerasi pas waktu sekolah dan masuk kuliah lewat jalur khusus karena otak kamu encer, jadi bisa bareng Mas kuliahnya yang beda 3 tahun. Jarang Mas liat kamu nangis atau pesimis, apa kamu emang jarang sedih?"

Ahza tertawa. "Aku juga manusia kali Mas, sedih juga aku sering tapi buat apa aku liatin ke orang lain"

"Bener juga, beberapa kali sih Mas pernah liat kamu nangis pas waktu kuliah"

"Hah? Kapan?" Seingatnya, Ahza tidak pernah menunjukan emosinya didepan orang lain.

"Ya waktu itu" Arka berkilat tidak menjawabnya.

"Aaahhhh Mas Arka, aku marah nih kalo gak di jawab"

Arka tertawa. "Dulu banget itu mah, pas waktu kuliah semester 3 apa 4 ya lupa, gak usah dibahas ahh"

My Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang