Dengan nafas tersenggal karena berlari akhirnya Ahza sampai disamping Arka dan Ibu yang terbaring tidak sadarkan diri.
"Kenapa?" Tanyanya.
Tanpa menunggu jawaban Arka, dia bergegas mengecek mertuanya menghiraukan Arka yang terlihat sangat panik. Tak jauh dari situ ada kakak Arka dan suaminya yang juga berekspresi sama.
"Vital?" Tanyanya pada suster yang membantu.
"Heart attack dok!"
"Hah? Defribrilator sekarang!" Teriaknya, Ahza bergegas naik ke atas tempat tidur dan memberikan CPR.
Suster yang berada disitu sibuk menyiapkan apa yang diminta Ahza dan beberapa suster lain menyuruh Arka dan kakaknya untuk mundur memberikan ruang bagi mereka.
Setelah defribrilator ada, suster memasangkan paddle pada dada Ibu, Ahza berhenti melakukan CPR dan mengecek pada monitornya.
"Charge 200 joule" Ahza menerima alat dari Santi yang baru datang langsung membantunya. "All clear!" Lalu menempelkan alat tersebut pada Ibu Arka.
Ahza kembali melihat monitor lalu naik dan melakukan CPR lagi, setelah 2 menit berlalu dia turun dan mengecek monitor.
"Charge 360 joule, all clear!" Ucapnya sambil terengah, dia menempelkan lagi alat pada Ibu lalu mengecek monitor.
"No, no, no! Please Ibu!" Ucap Ahza sambil kembali naik dan melakukan CPR, setelah 2 menit dia berhenti lalu melihat monitor, betapa leganya dia bahwa denyutnya kembali terasa.
Sambil menghela nafas lega. "Vital?"
"Mulai naik dok, hampir stabil" Jawab Santi.
"Good, all check San, MRI CT EKG semua kalo udah keluar kasih tau" lalu berjalan ke arah Arka, dibelakangnya kakaknya memeluk suaminya dengan wajah yang penuh air mata.
"Did you tell Ibu? I said let me talk to Ibu later, you know why? Because I know that Ibu have a heart disease!" Ucapnya pada Arka dengan emosi.
"Apa yang Mas bilang pada Ibu? Kenapa?" Ahza memukul dadanya. "Aku bilang nanti aku yang ngomong, aku gak apa-apa Mas, kenapa? Kenapa Mas ngomong hal yang bikin Ibu kayak gini!" Air matanya tidak bisa dibendung lagi.
Arka menahan tangan Ahza yang sedari tadi memukulnya, dia tau bahwa ini semua salahnya. Sang kakak yang masih terpukul hanya diam termasuk beberapa dokter serta staff rumah sakit menyaksikan melihat kejadian itu.
"Ahza..Ahza.." tiba-tiba tubuh Ahza meluruh kelantai, pingsan, untung lah Arka sigap menangkap tubuhnya.
"Dok sebelah sini" Santi mengarahkan, diangkatnya tubuh Ahza dan dibaringkan di kasur yang kosong.
"Dokter Ahza pasti kecapekan dok, hari ini full banget soalnya dan kalo gak salah belum masuk nasi. Dokter Ahza bakal dibantu anak magang disini untuk di cek dan infus vitamin ya, dokter Arka bisa bicara sebentar ya soal Ibunya dokter"
Santi berjalan kearah kakak Arka, dibelakang dia mengikuti. "Selamat malam, saya Santi yang membantu dokter Ahza barusan. Kondisi pasien saat ini stabil tapi akan dilakukan pengecekan menyeluruh seperti yang diminta dokter Ahza, setelah keluar hasilnya baru akan diketahui tindakan selanjutnya dan akan saya informasikan kembali kemudian" ucap Santi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctor
Romance"Ternyata menikah enak ya.." Kehidupan Arka yang seorang dokter jungkir balik saat ternyata dia di jodohkan dengan Ahza sabahatnya sendiri yang sudah terjalin 15 tahun. Selamat membaca 🙃 (18+) All pictures: Pinterest