Pagi ini Ahza bangun dengan suasana hati yang buruk, sebab semalaman dia tidak bisa tidur dengan nyenyak karena merasakan sakit di kaki dan punggungnya akibat emosi pada sang suami.
Saat membuka matanya dia sudah tidak melihat batang hidung Arka, dia pasti sudah pergi ke rumah sakit pikir Ahza lalu mengambil ponselnya di nakas dan melihat sekarang sudah pukul 8 pagi.
Tit..nit ..
Terdengar suara pintu apartment dibuka dari luar."Sayang?"
"Iya bu? Loh ibu kok udah disini masih pagi?"
"Tadi Arka telepon minta ibu kesini pagi karena semalam kamu kesakitan lagi, bener itu?" Tanya ibu sambil mengeluarkan belanjaan yang dibawanya.
"Iya"
"Makanya jangan terlalu banyak gerak, pelan-pelan aja kalo mau gerak"
Mendengar sang ibu menyalahkannya, rasa kesal muncul kembali. "Ibu nih bukannya belain anaknya"
"Belain apa?" Tanya ibu dengan polos karena dia memang tidak mengetahui apa yang terjadi.
"Arka jual mobil aku"
"Loh memang bener kan udah dijual, katanya dia takut kamu celaka lagi pake mobil itu. Emang kenapa?"
Ahza mendesis kesal. "Harusnya bilang dulu sama yang punya barang, jangan maen jual aja"
"Kalian lagi berantem?" Pertanyaannya tidak mendapat jawaban berarti itu tandanya iya. "Sayang, jangan gitu sama suami. Arka cuma pengen kamu gak celaka aja, mungkin berlebihan tapi ibu bisa merasakan apa yang Arka rasakaan saat pertama kali mendengar kamu kecelakaan"
Ibu menghampiri Ahza yang masih dikasur lalu duduk dipinggirnya. "Kamu tau, dia sampe nangis didepan ibu sama papah padahal udah dijelasin kondisi kamu gak terlalu kritis dan ibu rasa sebagai dokter dia juga paham, tapi dia tetep kalut"
"Kamu jangan terlalu keras, posisikan diri kamu jadi Arka saat itu ya nak. Meskipun kamu kesal toh itu cuma barang, masa kamu lebih mementingkan barang dibanding suami kamu"
Ibu mengusap lembut wajah Ahza, ucapan ibu memang selalu bikin Ahza tenang. Dia mengangguk lalu memeluk sang ibu sebagai terima kasihnya atas wejangan yang dia terima pagi ini.
...
Tok tok ..
Sebelum dipersilahkan masuk, Arka sudah masuk dan berada dihadapan Daffa yang sedang berganti pakaiannya dengan pakaian operasi."Shit! What's going on? You scared me!"
"Gimana?" Tanya Arka tidak sabar.
"Apanya? Let me finish wearing my clothes please"
Tanpa menjawab Arka duduk menunggu Daffa selesai, setelah memakai jas dokternya Daffa duduk di sofa didepan sahabatnya itu.
Membereskan masalah Arka sudah bukan hal aneh baginya karena dari awal sejak kenal dengannya, Daffa selalu membantunya menyelesaikan permasalahan cintanya dengan para mantan dan sekarang dengan istrinya yang notabenenya adalah sahabatnya juga.
"Gw belum bisa kontek pemilik barunya, lo sabar dulu deh sampe hari ini kalo masih belum ada kabar nanti gw datengin apartmentnya, toh cuma satu lantai diatas apartment gw"
"Oke Daf" Arka menghela nafas berat. "Kemarin dia ngamuk, saking keselnya sampe dia kesakitan sendiri"
"Kaki sama tulang belakangnya?" Arka mengangguk. "Lo gimana sih, makanya jangan sembarangan jual barang yang bukan milik pribadi meskipun itu istri lo, liat dulu itu barang istri lo beli pake duit lo atau bukan, kalo iya baru lo boleh semena-mena. Dasar pe'a"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Doctor
Romance"Ternyata menikah enak ya.." Kehidupan Arka yang seorang dokter jungkir balik saat ternyata dia di jodohkan dengan Ahza sabahatnya sendiri yang sudah terjalin 15 tahun. Selamat membaca 🙃 (18+) All pictures: Pinterest