CHAPTER 34 - My Doctor

6.6K 318 4
                                    

Dengan sigap Casi memberikan kasa yang diminta Arka lalu memberitahukannya agar Ahza dibaringkan di bangsal no 7, Daffa membantu Arka memindahkan Ahza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sigap Casi memberikan kasa yang diminta Arka lalu memberitahukannya agar Ahza dibaringkan di bangsal no 7, Daffa membantu Arka memindahkan Ahza.

Arka sibuk menghentikan pendarahannya dibantu Daffa sedangkan Casi mengecek kondisinya. "Aku udah kasih vaksin tetanus dan antibiotik" ucapnya masih dengan tangan yang sibuk dengan peralatan medis.

"Sekarang anestesi masuk" ucapnya lagi.

"Aku rasa gak terlalu dalem Ka" ujar Daffa.

"Ya bener, pembuluh darah utamanya gak rusak. Ini tinggal di jahit aja" ucap Arka dengan tegang.

"Sini gw yang jahit aja"

"Gw aja Cas, lo sama Daffa bantu yang lain aja, gw dibantu suster disini"

Casi dan Daffa mengangguk lalu meninggalkannya, dengan ditemani suster yang membantunya melakukan penjahitan pada luka Ahza, Arka berguman. "Kenapa sih kamu harus sok sok-an pake nahan aku segala, tadi aku udah mau nangkep wanita gila itu"

Dibelakang suster hanya memperhatikan Arka yang tangannya sibuk. "Harusnya aku lebih cepet sih, harusnya aku langsung amanin kamu. Maaf aku terlambat"

"Mas?" Ahza tersadar, dia merasakan mati rasa di area pipi kanan sampe leher ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mas?" Ahza tersadar, dia merasakan mati rasa di area pipi kanan sampe leher ke bawah.

Arka menoleh melihat wajah Ahza. "Diem dulu aku lagi jahit luka kamu"

"Ra-razan?"

"Bisa gak kamu diem dulu! Luka kamu serius ini, lagian Razan aman dirumah ada bi Sami sama pak Mus" Arka kesal karena dia tidak memprioritaskan dirinya sendiri.

Ahza langsung terdiam mendengar Arka membentaknya, dia sudah sadar sepenuhnya.

"Maafin Mas, tadi kamu pendarahan banyak banget, luka kamu dalemnya hampir 2 mm, Mas harus jahit kemungkinan ini 7 jahitan. Tolong, Mas mohon kamu diem dulu jangan banyak bergerak dulu"

Beberapa menit hanya terdengar suara nafas mereka dengan tangan Arka yang masih sibuk. "Cut" ucap Arka pada suster.

Suster itu membantu Arka lalu membereskan peralatan medis yang tadi dipakainya untuk menjahit. Arka mengecek kembali lukanya lalu mengangguk meyakinkan diri sendiri bahwa tidak ada kesalahan.

My Doctor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang