Bab 16

55 32 47
                                    

"Siapa sebenarnya orang-orang ini?" Clinton J. Spratt, agen khusus FBI yang turun menangani kasus ini, bertanya.

"Pelakunya masih dipertanyakan. Petugas polisi bilang kalau orang-orang itu hanyalah suruhan. Mereka tidak mau memberi tahu siapa yang menyuruh." Dallas Hudson, rekan Clinton J. Spratt, menjawab.

"Di mana Meghan?" Spratt bertanya lagi sambil menoleh ke sana kemari.

"Dia sedang membantu polisi menginterogasi beberapa saksi mata. Kita bisa panggil dia untuk menginterogasi salah satu orang suruhan itu," usul Hudson.

Spratt mengangguk cepat. Satu jam lalu, dirinya sedang bersantai di kantor, lalu tiba-tiba datang panggilan darurat. Kini dirinya di sini, di tepi batas negara bagian, di mana kericuhan terjadi.

FBI dan kepolisian bekerja sama. Sejauh radius 10 blok diamankan, helikopter bergerak di udara melakukan pengawasan, begitu pula transportasi air di Sungai Mississippi. Tim khusus kepolisian telah mengamankan kelompok suruhan itu, sementara sisa anggota polisi lain dibantu tim medis tengah menindaklanjuti korban terlibat. Tidak lupa agen-agen dari FBI yang juga membantu polisi untuk menemukan penyebab kericuhan dan kemungkinan pelaku.

"Agen Spratt." Seorang sersan polisi berdiri di belakangnya.

Spratt berbalik setelah Hudson mengangkat dagu. "Sersan."

"Ada yang harus Anda lihat, kemari," lapor sersan itu.

Segera saja Spratt, diikuti Hudson, berjalan mengekori sersan itu. Lain dengan Spratt yang fokus berjalan, Hudson melangkah sambil melihat keadaan sekeliling. Bangunan beserta kendaraan di pinggir jalan telah menjadi target halus untuk ditembak; banyak lubang membekas di sana. Darah-darah mewarnai aspal jalan dari lima anggota kelompok suruhan itu yang kini sudah tidak bernyawa, dan bagian forensik tengah menanganinya. Menuju waktu dua jam, lokasi kejadian sudah sepi. Hanya orang penting dan kebutuhan yang masih di tempat.

Sang sersan membawa dua agen FBI ke rumah kosong bercat hitam. Rumah yang sedang dijual itu sengaja FBI pinjam untuk mempekerjakan orang-orang belakang meja secara sementara. Memasuki rumah, ketiga orang itu naik ke lantai atas di mana orang-orang penting lain dari FBI dan seorang komisaris polisi sedang berkumpul. Suara-suara penuh tuntutan meramaikan lantai tersebut, orang-orang di balik meja terlihat sibuk dengan laptop mereka.

"Agen Spratt!" Sang komisaris berjalan ke arah Spratt dan mengulur tangan.

"Pak." Spratt membalas jabat tangan.

Daniel E. For, komisaris polisi bertubuh agak gemuk, mengajak Spratt untuk ke meja kerja seorang wanita, sementara Hudson berjalan ke arah lain sambil melipat tangan. Spratt berdiri di samping wanita yang tengah duduk itu, mata birunya menangkap pergerakan-pergerakan yang ditangkap kamera pengawas.

"Kau mendapat apa, Miley?" tanya Spratt.

Miley mendongak sebentar, menatap agen pria itu. "Agen Spratt, 15 menit lalu kami mendapat kabar bahwa penyerangan terjadi juga di Hotel Ignacio. Mereka orang berbeda, tapi ciri-cirinya sama; berkelompok dan bersenjata, menyerang hanya kepada dua target yang mereka incar. Kabar--"

"Dua target?" potong Spratt kelewat penasaran.

"Betul, dia pria dan seorang gadis. Kamera hotel menangkap keduanya benar-benar diserang kelompok itu. Mereka bahkan tidak peduli menembak atau berbuat gaduh lain di tempat banyak warga sipil. Kendati demikian, mereka tidak menyakiti warga sipil seperti kataku sebelumnya. Tampaknya mereka memang disuruh untuk tidak menyerang warga sipil. Sebab sejauh ini, tidak ada laporan tentang sandera maupun korban jiwa, yang bahkan korban jiwanya juga berasal dari kelompok mereka sendiri. Mereka hanya membuat rusak benda mati di sekitarnya," papar Miley.

DenouementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang