27

3K 312 16
                                    

Kini Baekhyun telah sampai diapartnya dengan selamat, Chanyeol keluar dari mobil dan menghampiri Baekhyun yang sudah melangkahkan kakinya memasuki area lobby.

Grep

Ia menarik tangan Baekhyun, "jangan menangis lagi. Ingat, jangan habiskan airmatamu hanya untuk lelaki brengsek sepertinya. Jika butuh apa-apa, kau bisa hubungi aku"

Baekhyun tersenyum, ia mulai mendongakan kepalanya dan menatap kedua mata bulat Chanyeol "aku punya permintaan"

"apa, hm?"

"bisakah peluk aku sekali? Aku hanya butuh pelukan supaya aku merasa lebih baik"

Chanyeol menarik tangan Baekhyun yang membuat tubuh Baekhyun jadi limbung kearah Chanyeol. Kepalanya ia sandaran didada bidang Chanyeol dan Chanyeol juga mengusap kepala belakang Baekhyun, "sudah merasa lebih baik?"

Baekhyun tersenyum lalu mengusakkan kepalanya, "hm, sudah lebih baik" setelah itu ia melepaskan pelukannya "terimakasih, hati-hati dijalan!" ujar Baekhyun lagi.

Chanyeol mengacak Poni Baekhyun dan ia juga berbalik kearah mobilnya. Baekhyun hanya menatap punggung Chanyeol yang akhirnya hilang karena orang yang ia tatap sudah memasuki mobil.

Kedua tangannya terangkat diudara untuk melambaikan kearah Chanyeol. Didalam Mobil, Chanyeol hanya terkekeh melihat betapa menggemaskannya Baekhyun lalu ia memilih untuk langsung pergi dari sana.

Drtt drt

Baekhyun mengambil ponselnya yang berada disaku, ternyata yang menelfon adalah Irene.

"yeobose-"

" baek.. Baek tolong aku! " ujarnya dengan nada berbisik

Kedua alis Baekhyun mulai bertautan, lalu ia mulai meloudspeaker agar suara irene terdengar begitu jelas karena irene suaranya sangat kecil.

"noona-"

"kecilkan suaramu! Aku berhasil mengambil ponselku dan sekarang aku sedang diculik, aku sudah menyalakan GePeS di ponselku- dia datang! Aku tutup!"

Tut tut

Baekhyun berdecih, "di zaman sekarang masih ada menculik orang?" ia mulai membuka aplikasi untuk melacak keberadaan irene. "aku harus menyelamatkannya" lalu Baekhyun kini menelfon kai. Ia tak ada pilihan lain, karena pikirannya hanya tertuju kepada irene.

"baek-"

"boleh aku pinjam mobilmu?"

"untuk apa?"

"ada urusan penting yang harus aku selesaikan, aku tunggu diapartemenku"

Tut tut

.




.
Tidur nyenyaknya terganggu kala ada telfon masuk membuat dirinya harus membuka kedua matanya dan mengambil ponselnya yang berdering diatas nakas.

"ada apa?"

"irene pingsan, apa yang harus aku lakukan?"

"biarkan saja, awasi dia. Bisa saja irene pingsan hanya untuk mengelabuimu supaya ia bisa kabur"

"baiklah kalau begitu, sampai kapan kau mau mengurung dia?"

"sampai dia ingin tutup mulut, irene selalu mencampuri urusan ku padahal aku bisa mengatasinya sendiri"

P E L A K O R (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang