Selamat membaca
•••
"Bang! Gojek dong, gue udah nungggu dari tadi nih!"
Teriakan dari gadis di pinggir jalan itu membuat pengendara motor berjaket hijau yang kebetulan lewat langsung menghentikan motornya. Menatap aneh pada gadis yang terlihat berantakan di pinggir jalan. Orang gila, mungkin sebutan yang cocok untuk gadis itu.
"Dari tadi kek bang, gue hampir gosong nih gara-gara nungguin gojek lewat, Awas aja sampai gue gak laku. Gue tuntut lo di pengadilan!" gerutu gadis itu berjalan mendekat.
Sang pengendara motor hanya diam. Mengamati penampilan gadis itu dari atas hingga bawah sebelum mengangsurkan helmnya.
"Bang lo tau jalan kenangan gak bang? Flat di depan gedung hotel Abdi Setia itu?"
Pengendara motor itu menganggukkan kepala. Jelas saja ia tau, Flat disana sama persis seperti Flat milik temannya.
"Yaudah antar gue kesana deh. Oya lo tau gak bang kenapa jalan itu namanya kenangan? Apa gara-gara banyak orang yang jatuh cinta kali ya, sepupu gue jadian di jalan itu soalnya. Terus gue sendiri malah putus di jalan itu. Aneh gak bang, jangan-jangan banyak setannya tuh jalan!?"
Ocehan retoris gadis itu membuat sang pengendara motor menyerit bingung. Walau tertutup Helm tapi tetap sama saja, ekspresi bingung itu jelas terpancar dari matanya. Dalam hati bertanya apakah gadis di hadapannya ini benar-benar gila atau bagaimana.
"Mbaknya gila?"
Setelah beberapa detik hening akhirnya si pengendara motor berjaket hijau itu mengeluarkan suaranya hingga membuat gadis di hadapannya tergelak sampai memegangi lututnya. Lelaki berjaket hijau itu semakin mengerutkan alisnya. Merasa bingung di bagian mana kalimatnya yang mengandung lawakan.
"Waras dong. gue sehat lahir batin nih bang! Masa sehat gini di bilang gila, Masnya sehat?" ucap gadis itu menimalisir tawanya.
Setelah menghentikan tawa akhirnya gadis itu memakai helm dan naik di belakang abang tukang gojek yang terlihat masih muda itu. Ia jadi berfikir apa berhenti kuliah saja, kemudian menjadi tukang ojek online? Toh menghasilkan uang juga kan? Gadis itu pun pernah bercerita dengan salah satu ojol yang lulusan S1. Ternyata lapangan pekerjaan cukup sulit untuk di cari itulah mengapa mereka memilih menjadi gojek. Miris memang, mungkin saat kuliah mereka lebih banyak menggunakan sikil daripada skill. Namun jangan salah tukang gojek sendiri banyak mendapat pahala dan uangnya pun dalam kualitas halal
Membayangkan menjadi ojol saja sudah membuat Aiby terkekeh. Bayangkan saja saat sedang mendapat orderan dan ternyata penumpangnya adalah mantan pacar sendiri, bisa gawat apalagi jika mendapat sujud syukur dari sang mantan karena sudah putus lebih awal.
"Bang lo udah berapa lama jadi Gojek?" Teriak Aiby agar si abang gojek dapat mendengar. Padahal kualitas suaranya sudah dalam volume tinggi.
"APA?"
"Lo udah berapa lama jadi tukang ojek?"
"APA? GAK DENGER!"
Gadis itu mendengkus kesal. Saat lampu merah kebetulan menyala gadis itu memajukan tubuhnya agar bisa menatap mata si abang gojek. Entah sengaja atau tidak lelaki itu langsung menoleh hingga membuat mata keduanya langsung bertemu.
"Lo tuli ya bang? Dari tadi kayaknya gue udah teriak deh ngomongnya. Apa jangan-jangan Abang udah lansia?!" Sontak manik gelap milik lelaki itu langsung melebar. Menatap kesal pada penumpang yang sedari tadi banyak bicara itu.
"Mbaknya mau saya antar ke Rumah sakit jiwa?"
📍📍📍
Disini senang🎶
🎶🎶Disana senang
Dimana mana hatiku senang🎶🎶
🎶La la la la lala lala 🎶🎶la la la la la....🎶🎶
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️
Humor{Romance-Komedi}~Bahasa santai, Enjoy this story guys😉 Judul Awal Aiby's little life. #Dosenseries "Pulang kemana pak? Ke rumah kita?" "Memangnya saya mau hidup sama kamu?" "Harus mau dong saya ini tipe orang yang tidak menerima penolakan!" "Pemaks...