(4) jangan-jangan jodoh!

3.3K 358 14
                                    

Selamat membaca

•••

Setelah pelajaran pak Sastro usai Aiby langsung melenggang pergi keluar dari kelas. Jam ke tiga kelas Aiby kosong, jadi ia langsung pergi tanpa pamit pada teman-temannya. Hanya Geisya yang ia beri tau jika ia pulang cepat.

"Ck, begini nih kalo mobil masih di bengkel. Mana si abang gojeknya lama lagi. Awas aja kalo gue sampe hitam gue kasih setengah bintang entar!" dumel Aiby panjang lebar di depan gerbang kampusnya.

Gadis itu duduk di pinggir jalan, halte bus yang tersedia di depan kampus sedikit jauh dari gerbang jadi Aiby yang memang dalam mode mager hanya duduk manis di rerumputan tanah.

"Kamu ngapain di sini?"

Aiby menoleh. Senyumnya langsung merekah saat menemukan Bintang berdiri di belakangnya. Gadis itu langsung berdiri, menyambar tas ransel dan menepuki bagian belakang tubuhnya yang kemungkinan kotor.

"Tunggu Gojek nih pak. Bapak sendiri ngapain? Sengaja ngikutin saya ya?" tebak Aiby sok tau. Bintang hanya menatap datar sambil berdecak pelan.

"Ini belum jam pulang. Kenapa kamu sudah pulang. Kamu bolos?"

Aiby menggeleng cepat. Enak saja di katai bolos. Dia itu mahasiswa yang solidaritasnya tinggi mana mungkin bolos kelas.

"Jam pak goro kosong pak, jadi saya mau pulang cepat nih. Mau bareng gak pak pulang ke rumah kita?"

Bintang di buat gemas sendiri dengan kelakuan receh Aiby. Mahasiswanya itu memang tidak ada sungkannya sama sekali bahkan beberapa kali datang ke ruangannya hanya untuk merecoki pekerjaanya dan meminta tugas.

"Saya mau minta maaf jika kemarin membuat kamu tersinggung!"

Aiby mengerutkan satu alisnya, sebelum tersenyum lagi.

"Bapak ngapain minta maaf, nanti aja pak kalau lebaran. Sekarang kan semua orang pada ngumpulin dosa. Kalau bapak minta maaf sekarang nanti waktu lebaran bapak gak ada dosa dong sama saya!" kekeh Aiby menjawab permintamaafan bintang terkait perdebatan mereka kemarin. Sebenarnya Aiby tidak tersinggung, hanya saja kalimat Bintang kala itu sedikit membuatnya terdiam. Apalagi saat mengingat bagaimana jawaban yang sebenarnya tidak mampu ia jawab sendiri. Beberapa orang memang sedikit sensitiv dengan arah pembicaraan yang menjurus pada keluarga. Termasuk Aiby sendiri.

"Itu gojek kamu sudah datang!"

Bintang menunjuk pengendara motor berjaket hijau yang melaju ke arah mereka. Aiby tersenyum cerah.

"Kok lama banget sih bang? Saya hampir jadi arang nih mana mataharinya panas banget lagi!" ucap Aiby melontarkan protes pada abang gojek yang sudah mengangsurkan helm.

Bintang yang melihat itu jadi mengerti satu hal. Aiby ini memang selalu banyak bicara pada semua orang bahkan kepada gojek yang tidak di kenalnya sekalipun.

"Ya maaf neng, tadi agak macet nih di bundaran depan sana. Lagian enengnya masih putih gitu kok!"

Aiby mencurutkan bibir.

"Ini kalo abang telat satu detik lagi saya udah jadi temannya arang nih!"

Abang gojek itu tertawa. Kemudian beralih memperhatikan bintang yang sedang menatapnya datar.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang