(32) Maaf dan Angga

2.8K 272 2
                                    

Selamat membaca

•••

Sejak permintaan Aiby ingin bertemu Langit Gabe di buat kelimpungan lagi dengan gadis itu yang sudah berangkat ke kampus. Bukan melarang hanya saja keadaan gadis itu belum bisa di katakan baik, masih proses pemulihan.

Berulang kali Gabe menghubungi Angga, meminta lelaki itu untuk mengawasi adik kesayangannya dari kejauhan. Walaupun setengah tidak percaya Gabe masih saja meminta tolong lelaki itu untuk menjaga Aiby. Bagaimana pun Angga harus bertanggung jawab karena telah membuat Aiby down dan berakhir diam selama beberpaa hari.

Pukul sepuluh lewat seperempat Aiby sudah berjalan riang dari gerbang kampus menuju kelasnya. Banyak mahasiswa yang menyapa gadis itu di karenakan mereka sendiri tidak pernah melihat Aiby berkeliaran di kampus akhir-akhir ini. Berita yang tersebar gadis itu sedang pergi berlibur ke Bandung.

Senyum Aiby semakin merekah saat melihat Geisya melambai dari kejauhan. Sahabatnya satu itu bahkan sudah mengintrogasinya lewat pesan sedari malam saat Aiby mencoba menghubungi gadis itu.

"By, gue kangen banget sama lo" Ucap Geisya saat keduanya tengah berpelukan.

Aiby semakin tersenyum lebar.

"Maaf, gue suka ngilang ya?" tanya Aiby dengan sela kekehan diujung kalimatnya.

"Suka banget. Jadi pengen beneran gue sihir jadi marmut!" Aiby tergelak keras kemudian kembali memeluk Geisya. Ia selalu rindu dengan gadis ini. Apalagi teman kelalsnya yang lain.

"Gue minta maaf Sya, gue--"

"Gak papa gue ngerti kok. Bang Gabe udah jelasin ke gue waktu satu hari lo gak masuk kampus!"

Aiby langsung melepas pelukan. Menatap Geisya yang sudah berkaca-kaca di tempatnya berdiri.

"Sumpah lo kampretnya kebangetan By. Masalah sebesar itu lo gak berani terbuka sama gue. Lo anggap gue apa sih?" Geisya menangis hingga membuat Aiby langsung memeluk sahabatnya itu. Ia tentu saja merasa bersalah. Hanya saja ia sebagai makhluk sosial tidak mungkin bukan jika merepotkan banyak orang?

"Gue gak bisa kasih tau lo Sya. Gue minta maaf. Gue gak--"

"Gak usah di lanjut. Berhubung lo udah sehat dan udah ngampus lagi gue gak bakal tinggalin lo sendirian. Gue bakal jagain lo. Lo harus bisa lepas dari masalalu!" Geisya mengusap air matanya sendiri kemudian mengurai pelukan.

"Makasih"

Geisya mengangguk kemudian membawa Aiby masuk ke dalam kelas. Meninggalkan dua lelaki yang sejak tadi ikut mengamati keduanya dari kejauhan.

📍📍📍

"By, ID line lo dong. Hape gue ilang nih. Lo juga yang lainnya!" ucap Reno menyerahkan ponsel barunya pada Aiby.

Gadis itu langsung menerimanya. Kemudian menulis Id line di ponsel pak ketua yang beberapa hari ini tidak ia lihat wajah songongnya.

"Yee, gitu aja Aiby yang pertama. Giliran angkat meja kita yang pertama!" cibir Wenda.  Aiby yang mendengar itu langsung tergelak, menulurkan ponselnya pada Geisya.

"Sebagai musuh Reno jelas gue dong yang pertama di minta ID line. Nanti kalau gak ada gue kalian gak ada hiburan dong?" tanya Aiby dengan kedipan jailnya. Wenda menggelengkan kepala tidak tau lagi dengan jalan fikir teman mahasiswanya itu.

"By, lo ngapain sih pake ke luar kota segala? Ini niat lulus bareng gak sih? Lama-lama absen lo gak naik semester nanti"

Aiby nyengir kemudian mengangkat dua jarinya membentuk peace. Tari yang melihat itu mendengkus kesal.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang