(3) Padahal udah baper!

3.5K 357 12
                                    

Selamat membaca

•••

"Kamu telat lagi. Saya sudah peringatkan minggu lalu untuk tidak terlambat di pelajaran saya. Sekarang kamu bisa keluar dan masuk kelas saya minggu depan. Buat makalah penjelasan saya minggu lalu. Saya tunggu siang ini!"

Manik coklat terang itu sontak melebar. Menatap tak percaya pada dosen muda yang terkenal Killer tapi ganteng-able itu.

"Kok gitu pak? Hari ini saya cuma telat satu menit sedangkan kemaren dua menit. Bapak jangan pilih kasih dong, dua minggu lalu aja saya maklumi waktu bapak telat. kenapa bapak gak bisa sih maklumi saya. 60 detik pak, gak akan buat salam singkat bapak rugi!" gerutu Aiby meminta keadilan. Ia tentu saja tidak terima.

Dua minggu lalu saat ia sedang semangat 45 masuk kuliah dosen muda killernya ini telat setengah jam. Dan sebagai mahasiswa baik hati Aiby beserta teman-teman nya tentu saja memaklumi.

"Kamu melawan saya?"

Bukannya takut, Aiby malah balas menatap dosen killernya itu dengan tatapan menantang.

"Benar, saya berdiri di sini mewakili seluruh jajaran rakyat saya pak. menyampaikan pendapat pada dosen otoriter seperti bapak!"

Aiby menatap teman-temannya sambil tersenyum angkuh. Melupakan betapa mengerikannya dosen yang sedang mengajar itu.

Teman kelas Aiby menelan tawa. Jika saja mereka berani menyemburkan tawa bisa jadi mereka ikut terseret oleh tingkah ajaib Aiby yang tidak ada dua nya itu. Seperti dua minggu lalu nilai mereka terancam buruk karena mengikuti siasat Aiby untuk membuat dosennya itu kesal. Dan gadis itu sepertinya tidak pernah jera apalagi saat mendapatkan setumpuk tugas dari Bintang.

Menginjak minggu ke enam pertemuan dengan Dosen barunya itu namun sikap Aiby sama sekali tidak ada takut-takutnya saat berhadapan dengan seluruh peraturan dan berbagai macam ancaman yang Bintang berikan.

"Sekarang keluar saya tunggu setengah jam setelah saya selesai mengajar langsung kumpulkan tugas dari saya. Telat satu menit nilai semester kamu jadi taruhannya!" Tegas Dosen matkul itu membuat Aiby langsung kicep di tempat.

"Yah kok gitu kan saya-"

"Kalau kurang saya bisa tambah dengan kuis dan beberapa tugas yang sudah-"

"Oke pak, sebagai mahasiswa tauladan pantang tanpa dendam saya dengan berat hati melaksanakan perintah dari paduka raja!" ucap Aiby menundukkan kepala dengan menelungkupkan tangan di depan dada seolah memberi hormat pada dosen mudanya itu.

Hal itu langsung membuat tawa di kelas Aiby langsung pecah. Teman-temannya yang sedari tadi menahan tawa langsung menyemburkannya begitu saja. Melupakan nilai mereka jika saja menjadi taruhan.

Dosen matkul ekonomi itu hanya menggelengkan kepala, ikut menelan tawa dengan tingkah satu mahasiswanya itu. Merasa bernasib buruk mempunyai mahasiswa seperti Aiby. Walau tidak mengenal dekat gadis blasteran itu ia sudah cukup hafal dengan segala tingkah aneh dan pelanggaran yang gadis itu lakukan di kelasnya.

"Kenapa kamu sering sekali melanggar peraturan di kelas saya?"

Aiby tampak berfikir. Mengabaikan teman sepergibah dan seperkelahiannya yang sedang tertawa di bangku masing-masing.

"Peraturan di buat untuk di langgar. Ngapain ada peraturan kalo gak di langgar. Penjara gak penuh dong nantinya!"

Sontak saja kelas langsung riuh lagi oleh gelak tawa. Reni dan pasukannya yang paling keras menyuarakan tawanya. Rani sendiri sudah mengkode agar tidak banyak melawan. Teman baiknya itu memang paling mengerti Aiby.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang