(16) Apartemen Aiby

2.8K 297 5
                                    

Selamat membaca

•••

"Ini apartemen kamu?" tanya Bintang saat kakinya sudah menginjak lantai marmer di gedung bertingkat.

Bintang mengamati sekitar. Terlihat sangat rapi dengan tata letak yang tersusun baik.

Aiby yang sudah berjalan di depan langsung berbalik, tersenyum cerah lantas menganggukkan kepalanya

"Selamat datang pak, di rumah kita" sapa Aiby seolah mempersilahkan tamunya segera duduk.

Bintang hanya menggelengkan kepalanya, sudut bibirnya tidak kuasa untuk menahan senyum tipis. Lelaki itu dengan segera menuruti perintah Aiby untuk duduk.

"Mau minum apa pak? Atau mau makan aja?" tawar Aiby yang kini sudah duduk malas di single sofa, di hadapan Bintang.

"Kamu bisa masak?"

Aiby menganggukkan kepala.

"Bapak mau makan apa? Rendang, soto, seblak atau apa? Nanti saya buatkan?" tawar Aiby lagi. Bintang kali ini menatap tidak percaya. Yang benar saja gadis banyak tingkah seperti Aiby bisa memasak makanan itu?

"Kamu bisa masak beneran?" tanya Bintang tidak yakin. Pasalnya biarpun gadis itu adalah pemilik kafe namun terlihat sangat tidak mempunyai bakat memasak. Fikiran Bintang memang penuh praduga tidak baik untuk Aiby dan dirinya sendiri juga merasa heran.

"Bapak meragukan saya?" tanya Aiby tidak terima. Bintang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bingung menjawab apa.

"Bukan begitu, tapi--"

"Lagian juga cuman masak mie aja kok, kan gak berat juga!"

Bintang membolakan matanya tidak percaya. Astaga, apa tadi katanya? Mie? Ya-tuhan, ternyata sejauh ini Bintang masih belum bisa memahami jalan fikir Aiby. Yang sedari tadi mereka bahas tentang masakan itu hanya mie?

Sambil menggelengkan kepala Bintang turut mengela nafas berat. Ternyata Aiby tidak hanya bisa memporak-porandakan hatinya, jalan fikirnya pun di buat seperti itu.

"Jadi gak pak?" tanya Aiby. Gadis itu sudah bangkit berdiri bersiap hendak menuju dapur. Sweeter panjangnya ia gulung hingga siku.

"Kita Go Food aja, gak baik makan makanan instan"

Aiby nyengir kemudian duduk kembali ke tempat semula.

"Iya gak papa kok pak, tadi juga saya cuman basa-basi aja"

Bintang yang mendengar itu sontak saja langsung melotot. Benar-benar gadis ini...!

📍📍📍

"Kamu tinggal sendiri?"

"Bapak mau temani?"

Bintang berdecak pelan. Aiby balas terkekeh sambil membereskan peralatan makan mereka.

"Saya sebelumnya tinggal sama bang Gabe, tapi setelah masuk semester tiga ini saya milih tinggal sendiri" jawab Aiby. Gadis itu berjalan meninggalkan Bintang yang masih diam memandangi foto kecil Aiby dari masa ke masa.

Terlihat dari figur foto yang paling ujung gadis kecil dengan rambut yang di ikat dua, mungkin saat itu umurnya berkisar sekitar empat tahun. Kemudian setelahnya gadis dengan rambut di ikat tinggi sedang tersenyum pada kamera, menampilkan deretan gigi kelincinya  yang terlihat begitu menggemaskan. Hingga foto berderet itu menampikan wajah cantik Aiby yang tersenyum lebar pada kamera menggunakan seragam SMA. Hanya foto Aiby saja, tidak ada yang lainnya. Orang tua gadis itu pun tidak ada dalam deretan foto-foto tersebut.

Manik kecoklatan milik Bintang menilik pada satu figur yang terlihat familiar di matanya. Bintang terdiam, lelaki itu masih mengamati figur foto yang kini membuat jantungnya berdetak nyeri. Kemudian matanya beralih lagi pada deretan foto yang menampilkan wajah sama hingga berhenti pada satu figur yang menampilkan wajah remaja Aiby hingga sekarang.

"Pak, ini jus apelnya"

Lamunan Bintang seketika buyar. Lelaki itu menatap pemilik apartemen dengan tatapan menilai yang membuat Aiby sendiri merasa di remehkan. Jalan fikir Aiby memang beda dengan manusia pada umumnya.

"Kenapa liatin saya begitu? Baru nyadar ya kalau saya cantik?" tanya Aiby dengan satu alis terangkat. Gadis itu tidak suka di amati, di nilai atau di tatap menilik. Kesannya Aiby seperti di remehkan.

Bintang hanya diam. Kemudian mengela nafas panjang. Meraih jus buatan Aiby yang entah beracun atau tidak.

Aiby sendiri sudah ikut duduk di hadapan Bintang. Gadis itu memandang deretan foto yang sengaja ia pajang di sana.

Hembusan nafas berat mengalihkan atensi Bintang yang sebelumnya sempat melamun. Lelaki itu menatap wajah cantik di hadapannya sebelum beralih pada tatapan kosong yang gadis itu berikan pada deretan foto di depan sana.

Alis Bintang bertaut. Ia tidak mengerti dengan arti tatapan kosong itu. Entah mengapa sepertinya ada rasa putus asa yang tersembunyi?

Aiby menatap Bintang kemudian tersenyum lebar. Berbeda sekali dengan tatapan yang beberapa detik lalu saat ia menatap sederetan foto tersebut.

"Bapak mau tanya apa? Kok kayak aneh gitu?"

Bintang beralih menatap Aiby dengan tatapan datar. Wajah tampan lelaki itu terlihat menyiratkan kekhawatiran yang Aiby sendiri tidak tau maksudnya apa.

"Di foto itu, kamu?" tanya Bintang sembari menunjuk satu figura yang sejak tadi mengganggu fikirannya.

Aiby ikut menatap pada arah tunjuk lelaki itu. Aiby sendiri sempat terdiam sebelum menganggukkan kepala, terkesan ragu.

"Mungkin, mirip saya kan pak?" tanya Aiby tersenyum cerah.

Bintang menyerit heran. Mungkin? Apa gadis itu sedang bercanda dengannya?

"Tidak terlalu mirip namun saat saya melihat sederet foto itu memang ada kemiripan. Kenapa kamu terlihat ragu?" tanya Bintang dengan menaikkan satu alisnya.

Aiby mengela nafas panjang. Terlihat enggan atau yang lebih tepatnya bingung hendak menjawab apa.

"Saya--"

Drttt....Drttt...

Getar ponsel Bintang memutus ucapan Aiby. Bintang tampak mengela nafas panjang kemudian meraih benda tipis itu. Ternyata panggilan masuk dari orang kantor. Lelaki itu lantas berdiri, kemudian berjalan sedikit menjauh dari Aiby.

Aiby sendiri hanya tersenyum tipis. Gadis itu merasa sangat teritimindasi dengan pertanyaan Bintang. Rasanya seperti ada sesuatu yang menyiksa batinnya.

"Saya pulang dulu Aiby. Lain kali kita akan membahas hal tersebut karena ada beberapa hal yang perlu saya tanyakan" ucap Bintang saat lelaki itu selesai mengangkat telpon.

Aiby tersenyum lebar. Kemudian menganggukkan kepala.

"Hati-hati di jalan, pak. Jangan mampir kemana-mana. Ingat ada hati yang harus bapak jaga!" pesan Aiby dengan tidak tau dirinya.

Bintang hanya terkekeh pelan. Kemudian mengacak gemas rambut panjang Aiby.

"Saya pulang, kamu hati-hati di rumah"

Manik coklat Aiby semakin berbinar. Gadis itu langsung mengangguk cepat. Mengantar Bintang hingga depan pintu Apartemen.

📍📍📍

Enjoy this part guys😘😘

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang