(7) Merasa Terzholimi

3.2K 322 3
                                    

Selamat membaca

•••

Aiby melangkahkan kakinya riang seperti biasa. Menyapa siapa saja yang ia temui, menebar senyum layaknya orang gila pada umumnya. Melambai jika bertemu siapa saja yang di kenalinya. Itulah mengapa Aiby begitu Famous dan mempunyai banyak teman bahkan tidak jarang banyak menunjukkan ketertarikannya. Sikap Friendly nya yang kelewat batas manusia membuat gadis itu sering kali di mintai tolong atau sekedar mencari informasi. Entah di lihat dari sisi mana pun Aiby tetaplah si cerewet yang banyak menghabiskan waktu dengan menghibur teman-temannya.

"Pagi guys!"

Aiby melangkah ringan menuju kursi yang biasanya menjadi bangku kosong saat pelajaran Bintang. Si dosen killer yang selalu memberinya tugas maraton. Kadang kala ia merasa menjadi mahasiswa paling pintar di dalam kelas. Bukan bermaksud sombong, namun setiap tugas yang Bintang berikan saat Aiby terlambat masuk kelas adalah materi yang akan Bintang jelaskan minggu depan. Karna itu pula Aiby sengaja datang terlambat dan memilih mendapat tugas lanjutan sebagai hukuman. Toh ia juga tidak akan rugi bukan?

"Busyettt, gue sakit mata atau gimana nih. Kok Lo mirip banget sih sama Aiby?"

Aiby berdecak pelan.

"Sinting. Gue memang Aiby bego!"

Argas tergelak. Pasukan Reno satu itu memang kerap kali ikut menjaili Aiby. Bukan tanpa alasan Argas pernah menaruh perhatian pada gadis itu namun tak pernah tinggapi. Sungguh malang nasib pasukan Reno yang kurang waras itu.

"Lo jangan-jangan lagi kesurupan ya By? Nenek gue dukun santet kok kalo lo mau Rukyah!" ucap Akmal, si tukang ghibah untuk formasi cowok.

Aiby mendelik, teman yang lainnya tertawa.

"Emang Aiby elo mal, yang banyak ngibul setan. Setan aja di kibulin apalagi kita!" sahut Geisya. Aiby yang tadinya kesal langsung tersenyum bangga mendengar pembelaan sahabatnya.

"Gue gak pernah ngibul lo kok sya, kalo rencana nyantet sih iya!"

Geisya sontak saja langsung melotot melempar kamus yang ada di hadapannya. Aiby dan yang lainnya tergelak, akmal ini memang menyukai Geisya, hanya saja gadis itu masa bodoh dan tidak perduli dengan perasaan Akmal.

"Sesama manusia gak boleh saling menyantet, dosa guys. Jahanam apinya panas banget!" ucap malik, si penasehat geng Black Eangle.

"Eh malih, jangan sok tau ya, lo aja belum tau gimana panasnya jahanam. Sok peke nasehatin segala!" sahut Tari. Malik berdecak pelan. Si mulut mercon macam tari  ini memang perlu di basmi secepat mungkin. Bukannya berterimakasih malah menghina.

"Karena gue belum gau makanya sebagai penasehat setia kalian gue nasehatin. Jangan sampe gue ke seret kalian keneraka karena dosa ghibah kalian!" ucap Malik lagi, kali ini melirik sinis pada Tari yang memang ketua berita ter-update.

"Maksud lo apa ngomong gitu? Mau nantangin gue lo hah?!" ucap Tari tidak terima.

Aiby tergelak. Menjadi penonton tentu saja jarang ia dapatkan. Ia sebagai artis hiburan akhirnya sedikit merasa santai sekarang.

"Ayo mau kemana? Ke rumah gue?" tantang Malik lagi.

Tari menyerit heran.

"Ngapain ke rumah lo?"

"Minta restu kan lo tadi nantangin gue!"

Kelas langsung ramai oleh sorakan dari gombalan amat kadaluarsa milik Malik. Aiby yang mendengar itu merasa bisa menjadi guru privat untuk Malik, mengingat betapa banyaknya gombalan berkualitas yang sering Aiby lontarkan pada Bintang.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang