(40) Hukum alam

3K 322 15
                                    

Selamat membaca

•••

Bintang meraih tangan Aiby, menggenggamnya erat kala dirasa gadis itu mengela nafas gusar. Berulang kali menggigit bibir bawahnya sendiri menahan rasa gugup. Bintang mengusap punggung tangan Aiby dengan lembut, memberi kekuatan dengan dirinya yang selalu berada disisi gadis itu.

"Kamu takut?" tanya Bintang saat keduanya mengikuti Raja memasuki sebuah apartemen mewah yang terletak sedikit jauh dari pusat kota.

Aiby menggelengkan kepala, gadis itu menoleh pada Bintang yang memberikan senyum tipis.

"Ketakutan selalu menjadi teman saya sejak kecil. Saya bukan takut tapi saya merasa waktu seolah berputar sangat cepat, kenangan buruk di masa lalu selalu beredar lambat. Iya, sekarang saya ngaku kalau takut, banget. Langit selalu berhasil membuat dunia saya bermusuhan dengan masa lalu"

Bintang berhenti melangkah kemudian memegang kedua bahu Aiby, meremasnya pelan seolah menyalurkan kekuatan. menatap dalam pada manik coklat terang yang kini balas menatapnya dengan meredup.

"Waktu akan terus berputar, itu sebabnya mengapa saya menemani kamu disini. Jangan takut, semua ini ada untuk di lewati. Tuhan mengizinkan saya untuk melewatinya bersama kamu jadi jangan merasa sendiri, ada saya yang akan menjaga kamu kalau kamu khawatir perihal itu. Masalah Langit dan masa lalu kamu saya siap temani kamu sampai akhir, kita bisa melewatinya bersama-sama"

Penjelasan tulus yang Bintang lontarkan mampu mengukir senyum Aiby. Gadis itu menganggukkan kepala kemudian tanpa ragu menghambur dalam pelukan Bintang.

"Sebentar pak" Aiby memeluk Bintang dengan erat. Gadis itu memejamkan matanya, menikmati respon hati saat dimana ia bisa berada dalam situasi yang ia inginkan sejak lama, "Maaf, saya egois dengan menyuruh bapak pergi dari kehidupan saya. Namun dengan adanya bapak kerumitan hidup saya bertambah menjadi dua kali lipat karena itu saya meminta bapak mundur. Saya bukan orang yang tepat untuk bapak. Ini memang terkesan egois tapi saya mau bapak tau kalau saya nyaman dengan begini!"

Bintang menarik sudut bibirnya ke atas. Ucapan Aiby mampu menggetarkan singgasana hatinya yang sudah lama membeku.

Bintang balas memeluk Aiby mengusap kepala gadis itu dengan penuh sayang.

"Saya bukan mencari orang yang tepat tetapi saya mencari orang yang tetap. Tetap setia bersama saya apapun yang terjadi, tetap mengerti dan menggengam erat tangan saya saat semua kerumitan hidup beralih pada pundak saya. Saya butuh yang tetap Aiby, bukan yang tepat. Dengan begitu saya butuh kamu karena bagi saya kamu orang yang tepat itu"

Aiby masih memejamkan matanya. Menimalisir hatinya yang berdetak sangat keras. Tanda bahwa rangsangan kata yang Bintang lontarkan mengenai tepat pada ulu hatinya. Aiby sadar ia telah jatuh cinta pada sosok Bintang yang terasa dingin juga hangat dalam waktu yang bersamaan. Ia telah jatuh hati pada sosok tampan yang kini sedang meyakinkannya bahwa segalanya akan berakhir dengan baik. Bolehkah saat ini Aiby kembali mempercayai hal itu?

"Kita hadapi bersama. Saya mengenal Langit, dia pasti menunggu kamu di dalam sana!"

Aiby mengusap air matanya kemudian mengangguk pelan.

📍📍📍

Sebelum benar-benar memasuki pintu bercorak coklat dengan pemanis hiasan dinding di sekitarnya Aiby mengela nafas panjang kemudian menghembuskannya perlahan.

Gadis itu menoleh kebelakang. Ada Bintang juga Raja yang menungggunya memasuki pintu bercorak coklat itu. Bintang tersenyum, menguatkan Aiby dari tatap teduhnya.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang