Selamat membaca
•••
Resepsi pernikahan setelah dua hari lalu akad dadakan itu hari ini berjalan dengan amat sangat meriah. Warga kampus dan para fansku pun tidak ada yang tidak berteriak heboh, terlebih para teman seperghibah dan tentu saja sahabatku, Geisya.
Entah bagaimana cara suamiku tercinta ini mengundang orang dengan sebanyak ini bahkan aku rasa aula hotel milik papi Salendra terasa sangat padat.
Aku dan Bintang duduk berdampingan diatas pelaminan. Berdiri, membalas uluran tangan kemudian mengembangkan senyum bahagia yang kami punya. Ah, rasanya seperti mimpi bisa terikat secara resmi pada lelaki itu.
"Astaga By, demi apa tiba-tiba lo resepsi gini gue jadi mikir yang serong-serong. Lo gak hamil duluan kan?" Aku mendelik galak. Mulut Wenda yang tidak pernah beramah-tamah dengan filter ini memang mengerikan. Aku memberi satu cubitan sayang di perut ratanya.
Tari, Geisya, dan teman kampusku yang lainnya hanya terkikik pelan. Berbaris menunggu giliran untuk bersalaman denganku.
"Beneran, lo kagak hamil duluan kan?" kali ini si mulut ember Tari. Dia berkedip jail saat kami bertatapan.
"Ini gara-gara pak bos kita nih ajak gue akad dadakan. Lo pada jangan mikir yang aneh-aneh dong" gerutuku dengan wajah menekuk kesal. Apa katanya tadi, hamil duluan? Yang benar saja bahkan Bintang baru menyentuhku secara keseluruhan kemarim malam.
"Yee, lo yang tiba-tiba resepsi gini buat yang lainnya mikir aneh. Lo juga akad kagak ngundang, buat heboh warga kampus aja lo!" gerutu Rani yang kali ini ikut berkumpul di hadapanku. Aku mengela nafas sabar, kemudian menjelaskan secara singkat mengenai akad dadakan dua hari lalu. Bintang yang sejak tadi menyimak hanya tertawa pelan, sesekali mengusap lembut punggung tanganku yang berada di genggamannya.
"Selamat By, semoga lo bisa jadi isteri yang baik. Kurang-kurangi ngelawan pak Bintang, ingat doi udah jadi suami. Cepet kasih kita ponakam yang liu-liu" ucap Wenda menepuk bahuku kemudian memelukku erat. Aku menganggukkan kepala.
Wenda bergeser menyalami suamiku.
"By, gue seneng lo udah nikah gini jadi ada yang jinakin lo. Tetap bahagia By, gue tetap jadi teman lo, jangan sungkan minta tolong satu lagi gue bakal tagih janji lo yang mau lulus sama-sama" ucap Tari, aku tertawa pelan kemudian menganggukkan kepala. Ia memelukku, aku tersenyum semakin lebar balas memeluknya.
"Lo juga cepet nyusul ya" ucapku dengan kedipan jail. Tari mendengkus kesal.
"Gue cari jodoh di Shoope dulu deh. Sekarang lagi rame-ramenya diskon siapa tau gue dapet yang macho!" ucapnya dengan tertawa pelan kemudian berjalan maju, berganti menyalami Bintang.
Geisya berjalan mendekat kemudian memelukku erat. Bahunya sedikit bergetar, ya-tuhan sahabat macam apa aku ini sering sekali membuatnya menangis.
"Lo kok jahatnya kebangetan sih. Masa tiba-tiba akad aja, mana resepsi nya buat heboh lagi" ucapnya dengan suara sedikit terbata. Aku tertawa kecil kemudian mengurai pelukan. Mata sahabat kesayanganku ini berkaca-kaca.
"Maaf, gue gak ada niat buat sembunyi-sembunyi gue aja kaget di bangunin paksa di suruh nikah" ucapku sambil melirik tajam Bintang yang tertawa kecil di sampingku.
"Iya deh, lo bahagia selalu ya By. Jangan nakal kalau udah jadi isteri begini. Jangan suka ngelawan, pokoknya selalu bahagia, gue do'a in lo yang terbaik" Aku menganggukkan kepala ikut berkaca-kaca.
Geisya memelukku sekali lagi sebelum berjalan dan bergantian dengan yang lain.
"Tetap bahagia Byby. Happy wedding, semoga langgeng sampai kakek nenek" ucap Rani dengan senyum lebar. Aku tertawa balas memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️
Humor{Romance-Komedi}~Bahasa santai, Enjoy this story guys😉 Judul Awal Aiby's little life. #Dosenseries "Pulang kemana pak? Ke rumah kita?" "Memangnya saya mau hidup sama kamu?" "Harus mau dong saya ini tipe orang yang tidak menerima penolakan!" "Pemaks...