(11) Klarifikasi tanpa kabar

3.2K 316 12
                                    

Selamat membaca

•••

Selasa pagi berjalan seperti biasanya. Bintang berjalan di sepanjang koridor dengan langkah santai. Manik gelap kecoklatannya menatap tajam siapa saja yang beradu tatap dengannya. Dosen muda tampan itu sebenarnya memiliki banyak pengagum hanya saja mereka memilih nenutup diri dari pada berhadapan langsung dengan manik dingin yang selalu menyorot tajam.

Langkah Bintang sempat terhenti saat matanya menemukan gadis yang dua minggu ini tidak ada kabar. Gadis itu berjalan riang memasuki kelas yang akan ia masuki juga. Bintang mengela nafas lega. Cemas juga khawatir yang selama ini ia rasakan sudah menguap entah kemana.

Bintang melanjutkan langkah, tidak sabar melihat wajah cantik gadis yang dua minggu ini mengganggu fikirannya. Kalau di fikir-fikir Aiby ini memang pengganggu. Ada saja menggangu, namun jika tidak ada seperti sebelumnya Bintang malah di buat kelimpungan sendiri.

Saat memasuki kelas gelak tawa yang dua minggu ini tidak terdengar sekarang sudah bergemuruh ramai di kelas tersebut. Saat menyadari Bintang yang berjalan ke atas podium kelas tersebut langsung hening. Termasuk tawa yang dua minggu ini tidak ia dengar.

"Selamat siang, salam sejahtera bagi kita semua. Silahkan buka buku di halaman terakhir pembahasan"

Bintang langsung memberikan materi, menjalankan kelas sebagaimana mestinya. Meski beberapa kali ia menatapi tajam Aiby yang malah tersenyum jail kearahnya. Astaga, dua minggu tidak ada kabar tau-tau membuat Bintang berdegup kencang seperti saat ini. Efek rindu mungkin.

"Eh, matanya di jaga ya, Baru aja pulang piknik udah jelalatan aja!" tegur Akmal pada Aiby.

Gadis itu langsung mengalihkan pandangan dari Bintang kemudian beralih menatap kesal pada Akmal. Yang lainnya langsung terkekeh pelan.

"Udah deh, lo sirik aja sih mal? Biarin kali si Aiby mah kangen sama pak Bintang" bela Tari yang membuat senyum Aiby semakin lebar.

"Lo kenapa sih mal? Mau gue tatapin juga?" tanya Aiby mengerlingkan matanya jail membuat Akmal langsung bergedik. Kelas langsung ramai oleh tawa. Mereka merindukan susana ini. Sangat.

"Ogah! Ntar lo jampi-jampi gue jadi suka lagi sama lo. Rugi di gue, enak di lo!" Aiby langsung tergelak. Gadis itu masih sama seperti dua minggu sebelum hilang kabar dan membuat banyak orang khawatir.

Bintang sendiri hanya menggelengkan kepala. Berdecak pelan kemudian mengintrusi kelas untuk melanjutkan materi. Entah mengapa kehadiran Aiby kali ini membuatnya merasa tenang. Mungkin saja efek lama tidak bertemu.

📍📍📍

"Gue aja yang beliin. Lo di kelas tunggu gue. Gak usah banyak ngelawan deh!"

Aiby menekuk wajah kesal. Angga sedari tadi memaksanya untuk di kelas, mungkin takut jika Aiby pergi tanpa kabar lagi.

"Kenapa sih? Gue mau say helo nih sama Fans" gerutu gadis itu kesal. Yang lainnya malah terkekeh, menyaksikan betapa memaksanya Angga.

"Nanti kalo lo ilang lagi kita yang repot"

Aiby berdecak kesal. Mengamati teman seperghibahnya yang hanya diam mengamati.

"Paman, aku bukan anak kecil lagi.." Rengek Aiby pada Angga yang malah membuat lelaki itu bergedik.

"Apaan paman? Lo kira gue ada kaitan darah sama lo?" Aiby tertawa, di ikuti yang lainnya.

"By, lo tau kagak apa rencana gue kalo lo udah balik gini?" Tanya Wenda.

"Apa?"

"Gue mau sihir lo jadi marmut biar gak ilang kayak kemaren"

Aiby tergelak. Gadis itu menatap teman-temannya dengan raut bersalah.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang