(31) Keputusan Aiby

2.8K 271 2
                                    

Selamat membaca

•••


[2 tahun yang lalu]

Plakk

"Lo tau By, gue gak pernah nyesel sekalipun perlakuin lo kayak gini. Karena apa? Karena lo memang pantas dapetin ini. Lo sama nyokap lo sama aja. Sama-sama suka cari muka!"

Aiby menahan ringisan setelah tamparan keras itu mendarat di pipi mulusnya. Netra coklat itu menunduk, tidak mampu menatap sorot elang yang kini menghunusnya tajam.

Gadis itu hanya diam, tidak mampu mengucapkan pembelaan sepatah kata pun karena rasa sakit di hatinya lebih terasa di banding dengan ngilu di sudut bibirnya yang berdarah.

"Lo ngerti bahasa manusia gak sih?" geram lelaki itu dengan menarik kasar rambut panjang Aiby hingga membuat gadis itu meringis kesakitan.

Aiby menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Menyalurkan rasa sakit dari tarikan kasar yang sedang Lelaki itu lakukan.

"Kalau lo ngerti harusnya lo jawab ucapan gue. Bukan malah diam gini. Bisu lo?"

Bugh

Aiby memejamkan mata saat lagi lagi ia mendapat perlakuan kasar dari mantan kekasihnya itu. Rasa sakit yang menjalar pada sekujur tubuhnya membuat gadis itu limbung hingga jatuh tersungkur diatas marmer yang dingin.

Hawa dingin langsung memeluk tubuh mungil itu. Membiarkan empunya menimalisir seluruh rasa sakit yang kian hari semakin terasa membunuhnya.

Rasa sakit di kepalanya semakin menjadi akibat jambakan Langit pada rambutnya. Lelaki iblis itu tersenyum meremehkan. Menatap puas pada apa yang baru saja ia lakukan.

"Ck, lemah. Harusnya lo ikutin sifat mama lo yang pelakor itu. Penggoda, gak tau malu!"

Decihan dari lelaki itu membuat tubuh Aiby sedikit bergetar ketakutan. Gadis itu menatap kosong pada lantai marmer yang ada di bawahnya. Menyanggga ucapan lelaki itu pun hanya akan membuat fisik Aiby semakin sakit. Langit tidak pernah mendengarkan apa yang Aiby ucapkan. Lelaki itu akan semakin marah dan menambah luka fisik maupun batin pada gadis itu. Lebih baik diam, mendengarkan dan menyiapkan batin.

"Lo gak pernah pantas hidup. Lo pantas berada di bawah. Lo tau penyesalan terdalam gue apa?" Lelaki berwajah iblis itu tersenyum sinis. Berjongkok di hadapan Aiby kemudian menekan dagu gadis itu hingga membuat empunya meringis kesakitan.

"Gue nyesel kenal lo sebagai gadis baik dan polos. Nyatanya itu cuma topeng. Lo munafik, sama kayak mama lo yang gak tau diri itu"

Aiby menutup telinganya. Manik coklat terang yang meredup itu tertutup rapat. Tubuhnya bergetar lagi, kali ini gadis itu memilih memeluk lututnya sendiri, membiarkan angin malam kian erat memeluk tubuhnya.

"Kalau gue gak bisa hancurin nyokap lo setidaknya dengan hancurin lo gue udah merasa puas. Lo harus dapet apa yang gue sama mama gue rasain"

Plak

Aiby menggigit bibir bawanya kuat-kuat. Tamparan langit kali ini sukses membuat kepala Aiby berdenyut semakin sakit. Rasa panas juga perih yang merambati pipi gadis itu membuat empunya menahan bulir bening yang melesak keluar.

Jangan menangis. Karena jika Langit tau maka lelaki itu akan semakin senang menyiksanya. Suara pilu dari tangisan Aiby adalah lagu yang paling lelaki itu suka, seperti suara penggiring tidur yang amat sangat ia senangi.

"Sakit? Bahkan ini belum seberapa! Lo belum dapat balasan yang setimpal dengan yang mama lo ambil!"

Aiby kembali meringis saat Langit dengan sengaja menekan sudut bibirnya yang terluka karena tamparan keras dari lelaki itu. Langit tertawa sinis kemudian mendorong tubuh Aiby hingga kembali tersungkur dilantai.

Bintang Untuk Aiby (COMPLETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang